Ikuti Kami

Ketua DPRD Kota Malang, Kader PDI Perjuangan yang Gagas Koneksikan DKM dengan Kayutangan Heritage

Menurut Amithya, integrasi DKM dan Kayutangan tak hanya penataan kawasan, tapi juga upaya membangkitkan kembali ruh seni budaya Kota Malang.

Ketua DPRD Kota Malang, Kader PDI Perjuangan yang Gagas Koneksikan DKM dengan Kayutangan Heritage
Ketua DPRD Kota Malang dari Fraksi PDI Perjuangan Amithya Ratnanggani Sirraduhita - Foto: Istimewa

Malang, Gesuri.id - Ketua DPRD Kota Malang dari Fraksi PDI Perjuangan Amithya Ratnanggani Sirraduhita melempar gagasan besar, mengoneksikan Dewan Kesenian Malang (DKM) dengan Kayutangan Heritage menjadi kawasan wisata seni budaya terintegrasi di jantung Kota Malang.

Menurut Amithya, integrasi DKM dan Kayutangan tak hanya penataan kawasan, tapi juga upaya membangkitkan kembali ruh seni budaya Kota Malang. Upaya ini diharapkan mampu menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan para pelaku seni dan budaya.

Dia menilai Kayutangan Heritage saat ini sudah menjadi ikon wisata favorit, namun rentan mengalami titik jenuh karena keterbatasan ruang dan kepadatan pengunjung.

“Jangan sampai Kayutangan Heritage yang animonya sudah sangat baik justru menjadi titik jenuh. Lokasinya pendek dan crowded sekali. Jangan sampai orang datang tapi tidak bisa menikmati apa yang sebetulnya bisa dinikmati,” ungkap Amithya, dikutip media ini, Senin (29/12).

Di balik hiruk-pikuk Kayutangan, Amithya melihat potensi besar yang selama ini kurang tersorot. Tepat di Jalan Majapahit, berdiri DKM yang juga menjadi rumah bagi seniman, budayawan, hingga berbagai sanggar seni yang aktif menghidupkan denyut kebudayaan Kota Malang.

Letaknya yang hanya sepelemparan batu dari Kayutangan Heritage menjadi nilai strategis tersendiri. Wisatawan bahkan cukup berjalan kaki untuk menjangkaunya.

“Saya sudah sampaikan ke Pak Wali Kota, sebetulnya kita punya potensi luar biasa. DKM itu dekat sekali dengan Kayutangan Heritage, dan seharusnya bisa menjadi satu kesatuan,” ujarnya.

Amithya membayangkan DKM tak hanya menjadi ruang berkesenian, tetapi tampil sebagai destinasi utama dengan pertunjukan seni budaya yang terjadwal rutin dan dipromosikan secara masif.

Bahkan, DPRD siap mendukung jika diperlukan pemugaran atau pembangunan gedung DKM agar mampu menampung lebih banyak wisatawan.

Jika terealisasi, konektivitas DKM–Kayutangan diyakini akan melahirkan kawasan wisata unggulan di pusat Kota Malang, dengan kekuatan utama pada pertunjukan seni dan kekayaan budaya Nusantara.

“Di beberapa daerah seperti Bali dan Yogyakarta sudah punya jadwal khusus seni pertunjukan. Saya berharap Malang juga punya ciri khas seperti itu,” tuturnya.

Dia pun menyoroti banyaknya kekayaan seni budaya lokal yang belum terekspos luas. Menurutnya, potensi tersebut perlu digali, dikemas, dan diperkenalkan sebagai identitas kota.

Tak berhenti di DKM dan Kayutangan, gagasan integrasi kawasan wisata ini bahkan membuka peluang konektivitas lebih luas. Mulai dari Wisma Tumapel, Alun-Alun Tugu, Balai Kota Malang, hingga Stasiun Kota Malang, dapat dirangkai menjadi satu jalur wisata heritage dan budaya.

“Ini bisa menjadi daya tarik yang sangat bagus bagi Kota Malang,” tandas perempuan yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang tersebut.

Quote