Ikuti Kami

Mantap, Rusia Sepakat Impor Produk Jateng 6,1 Juta Dollar AS

Nilai ekspor Jateng ke Rusia mengalami kenaikkan dari 23 juta dollar AS pada 2017 menjadi 30 juta dollar AS pada 2018.

Mantap, Rusia Sepakat Impor Produk Jateng 6,1 Juta Dollar AS
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di sela penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pengusaha Jateng dan Rusia saat acara Indonesia-Rusia Business Forum di Hotel Ritz Carlton, Moscow, Kamis (1/8).

Semarang, Gesuri.id - Jawa Tengah dikenal sebagai daerah penghasil produk-produk berkualitas yang dimintai konsumen dalam maupun luar negeri. Kali ini, Rusia menyepakati kerja sama impor dagang berbagai produk asal Jateng dengan nilai total 6,1 juta dollar AS.

Kesepakatan itu terjalin usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pengusaha Jateng dan Rusia saat acara Indonesia-Rusia Business Forum di Hotel Ritz Carlton, Moscow, Kamis (1/8).

Baca: Ganjar: Politik Adalah Mengabdikan Diri

Untuk diketahui, produk tersebut antara lain kapsul jamu senilai 5 juta dollar AS, karagenan dan jelly senilai 5.000 dollar AS, mebel senilai 1 juta dollar AS, gula merah organik senilai 100.000 dollar AS, dan kerajinan bambu senilai 6.000 dollar AS.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, nilai ekspor Jateng ke Rusia mengalami kenaikkan dari 23 juta dollar AS pada 2017 menjadi 30 juta dollar AS pada 2018. Adapun komoditas ekspor Jateng yang paling banyak diminati Rusia selama ini, yakni pakaian jadi, alas kaki, kayu dan barang dari kayu, barang rajutan, dan perabot penerangan.

Ganjar berharap selama festival yang berlangsung hingga 4 Agustus 2019 ini semakin banyak produk Jateng yang bisa dijual di Negeri Beruang Merah.

”Ada banyak produk kami yang berkualitas dan menarik, seperti kacang, kopi, furniture, gula merah organik, biskuit dan makanan ringan, batik lurik dan lainnya. Kami berharap semakin laris dan meningkat ekspornya,” pungkas Ganjar.

Selain impor beberapa produk tersebut, investor Rusia juga melirik mengalokasikan dananya di bidang industri dan infrastruktur. Investor tersebut antara lain PT Asia Starch International dan PT Dredolf Indonesia. Kedua perusahaan ini tertarik berinvestasi di Industri Starch Terintegrasi dengan investasi senilai 1 miliar Euro. Ada pula Evrascon yang berminat menjajaki investasi infrastruktur di Jateng, seperti jalan, bandara, dan pelabuhan.

Menurut Ganjar, ketertarikan investor terhadap produk-produk Jateng bukanlah hal yang mengejutkan. Pasalnya, Jateng memang memiliki daya saing tertinggi di Indonesia. Ini karena wilayahnya yang kondusif dan ketersediaan tenaga kerja dengan standar upah kompetitif.

Baca: Inilah Jurus Ganjar Berantas Praktik Jual Beli Jabatan

Tak hanya itu, Jateng juga telah mengalami kemajuan lain, seperti penerapan pelayanan perizinan terpadu, dan reformasi peraturan perizinan dengan sistem online.

”Kemarin kami dapat peringkat pertama pada investment award oleh pemerintah pusat,” kata Ganjar.

Quote