Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyatakan bahwa buruh perempuan Marsinah lebih layak diberi gelar pahlawan nasional dibandingkan Presiden RI ke-2, Soeharto.
"Iyalah (Marsinah lebih layak). Ya apa pun Marsinah itu adalah simbol perjuangan ya, rakyat kecil, kaum buruh yang tertindas untuk memperjuangkan hak-hak dan keadilan," kata Masinton kepada wartawan usai menghadiri Sarasehan Peringatan Reformasi 1998 di Jakarta, Rabu (21/5).
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Marsinah dikenal sebagai aktivis pekerja yang juga buruh pabrik di Sidoarjo. Dia tewas secara misterius pada 1993, setelah aktif memimpin aksi mogok kerja memperjuangkan hak-hak buruh. Hingga kini, kasus kematiannya belum tuntas dan terus menjadi simbol ketidakadilan serta represi terhadap gerakan buruh di era Orde Baru.
Bagi Masinton, Marsinah bukan hanya sekadar korban, tetapi pejuang yang layak dihormati dan diakui perjuangannya oleh negara.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa negara seharusnya berpihak pada perjuangan buruh, bukan justru melupakan sejarah kekerasan yang menimpa mereka. Ia mengingatkan pentingnya menjaga hak-hak buruh, baik dalam aspek ekonomi maupun hak politik mereka untuk menyuarakan aspirasi.
"Maka hak-hak buruh ini harus kita jaga, baik itu hak ekonominya dan juga hak politik buruh dalam memperjuangkan aspirasinya," pungkasnya.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
Diberitakan sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyampaikan aktivis buruh Marsinah tidak akan mendapat gelar pahlawan nasional tahun ini.
Pasalnya, usulan agar Marsinah diberikan gelar sebagai pahlawan nasional masih akan diproses.
“Oh iya (tidak akan dapat gelar tahun ini), waktunya tidak memungkinkan. Karena harus melalui proses kan, tetap harus melalui proses normal," kata Gus Iini.