Ikuti Kami

Maulid Momentum Teladani Sikap Nabi Muhammad SAW

Menurut Basarah hal tersebut bisa ditunjukkan dengan menjadikan Islam sebagai agama yang inklusif dan toleran.

Maulid Momentum Teladani Sikap Nabi Muhammad SAW
Wakil ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengharapkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan momentum untuk menunjukkan wajah Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. 

Menurut Basarah hal tersebut bisa ditunjukkan dengan menjadikan Islam sebagai agama yang inklusif dan toleran, seperti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

''Penting disampaikan kepada banyak orang bahwa Nabi Muhammad SAW sejatinya sangat toleran kepada umat beragama lain. Bayangkan saja jika nabi yang agung ini mengizinkan rombongan delegasi Kristen asal Najran melakukan peribadatan di Masjid Nabawi saat rombongan itu tiba di Madinah. Ini kan bentuk toleransi beragama yang sungguh luar biasa,'' jelas Ahmad Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/10).

Baca: Rumah Juang SUB Ikut di Tahlil Korban Tragedi Kanjuruhan

Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) ini juga mengatakan telah ada sebuah riwayat yang menceritakan ketika Nabi Muhammad SAW sedang berceramah di Masjid Nabawi, namum tiba-tiba ia berdiri dan terdiam. Saat ditanya mengapa ia seperti itu, Nabi Muhammad SAW menunjuk rombongan jenazah yang lewat. Para sahabat heran, karena itu merupakan rombongan jenazah Yahudi.

''Saat ditanya seperti itu oleh sahabat, Nabi balik bertanya: 'apalah Yahudi bukan manusia?' Bayangkan, Yahudi wafat saja dihormati oleh Rasulullah SAW, bagaimana Yahudi hidup? Inilah akhlak Nabi yang sesungguhnya, yang harus disebarkan secara sistematis agar Islam tampil ramah, toleran, anti kekerasan, anti terhadap terorisme dan bom bunuh diri,'' jelasnya.

Untuk itu, ia mengapresiasi Polsek Sesayap, Tideng Pale, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, yang telah memperingati Maulid Nabi dengan melakukan bakti sosial di sejumlah rumah ibadah di Masjid Agung At Taqwa dan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus di Desa Tideng Pale.

''Meski terlihat kecil dan biasa saja, apa yang dilakukan Polsek Sesayap ini masuk dalam kategori meneladani sifat Nabi Muhammad SAW dalam relasi hubungan dengan sesama anak bangsa. Dari pelosok Tanah Air, masyarakat perlu mencontoh gerakan kecil tapi berdampak besar dari pelosok Kalimantan Utara ini,'' tegas Basarah.

Baca: Bamusi Kabupaten Bandung Tindak Lanjuti Hasil Rakobidnas

Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengatakan setiap gerakan sosial yang dilakukan masyarakat memiliki dampak besar terhadap negara dan bangsa. Oleh karena itu, ia berharap gerakan Polsek Sesayap bisa memunculkan efek bola salju, yang semakin membesar dan menyebar diikuti oleh daerah lain.

Ia juga berharap kegiatan seperti ini mampu meredam suara-suara dan berbagai hal yang mengarah pada konflik antar pemeluk agama, misalnya berita tentang penolakan rumah beribadah agama tertentu dan larangan menjalankan ibadat terhadap pemeluk agama tertentu.

"Dalam bingkai Pancasila, tidak ada istilah tirani mayoritas terhadap minoritas. Semua agama dan aliran kepercayaan yang ada di negara kita harus mendapatkan hak yang sama dan mendapatkan jaminan di sila pertama Pancasila serta undang undang dasar Republik Indonesia," kata Ahmad.

"Lilin kecil dari Polsek Sesayap bisa menjadi lampu besar yang menyinari bangsa sehingga bangsa ini terhindar dari marabahaya," pungkasnya.

Quote