Ikuti Kami

Mercy: Selesaikan Konflik Dengan Kemanusiaan & Persaudaraan

Mercy prihatin yang mendalam atas peristiwa konflik antardua desa bertetangga tersebut hanya karena persoalan sengketa batas tanah.

Mercy: Selesaikan Konflik Dengan Kemanusiaan & Persaudaraan
Anggota DPR RI, Mercy Chriesty Barends.

Ambon, Gesuri.id - Anggota DPR RI, Mercy Chriesty Barends menyatakan penyelesaian konflik antarwarga Ori dan Pelauw dengan Kariuw di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah harus mengedepankan nilai kemanusiaan dan persaudaraan sejati.

"Saya mengimbau semua masyarakat Maluku agar ikut mendorong percepatan pemulihan dan rekonsiliasi perdamaian untuk basudara (saudara) kita di sana dengan mengedepankan nilai kemanusiaan dan persaudaraan sejati," kata Mercy di Ambon, Jumat (28/1).

Dia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa konflik antardua negeri (desa) bertetangga tersebut hanya karena dilandasi persoalan sengketa batas tanah.

Karena itu, semua pihak diharapkan dapat tetap bergandengan tangan dan bahu membahu menyelesaikan persoalan ini.

Baca: Mercy Minta Pengembangan Roket Harus Bisa Dimanfaatkan

"Letakkan kemanusiaan sebagai dasar hidup damai, mengedepankan komunikasi dan persaudaraan sebagai cara beradab membangun perdamaian sejati di Maluku," tandas Mercy.

Menurut Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR - RI tersebut, tindakan penanganan yang cepat dan responsif dari semua pihak untuk mempercepat proses rekonsiliasi perdamaian disana. Namun hal penting yang juga harus segera diupayakan adalah memastikan warga yang terdampak dapat memenuhi kebutuhan primernya.

Karena menurutnya, setelah konflik yang terjadi 26 Januari 2022, kerugian psikis maupun fisik dialami warga Negeri kariuw, khususnya kelompok rentan seperti perempuan, anak, lansia dan kaum disabilitas.

Dia menegaskan, sudah saatnya Pemerintah Provinsi Maluku maupun Kabupaten/Kota di Maluku mendata secara menyeluruh berbagai persoalan konflik terutama sengketa batas tanah dan menanganinya secara konprehensif, tuntas langsung ke akar masalah.

Hal ini perlu dilakukan supaya kasusnya tidak berlarut-larut, seperti api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa memicu konflik sosial yang luas dan memakan korban jiwa maupun harta benda.

"Tipologi sengketa tanah di Maluku sesuai surat-surat masuk yang saya terima sebagai anggota DPR RI sampai awal tahun ini, umumnya karena sengketa batas tanah antar kabupaten, antara desa/negari, penyerobotoan lahan hak ulayat adat, hak waris, sertifikat ganda dan sengketa tanah lainnya," ujarnya.

Menurut dia, butuh kerja sama semua pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah di Maluku, tidak saja dengan menggunakan pendekatan normatif dan litigasi namun juga pendekatan non litigasi melalui mediasi sosial dan pendekatan adat serta kearifan lokal yang begitu kaya di Maluku.

Masyarakat juga diingatkan untuk ikut membantu dengan tidak menyebarkan berita bohong atau informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenaran atau faktanya ke media sosial pribadi, serta tidak melakukan aksi provokatif.

Baca: Mercy Sampaikan 7 Poin Tentang Kondisi Indonesia Menuju NZE

Sebagai bentuk keprihatinan sekaligus membantu penanganan darurat warga Kariu yang sementara mengungsi baik di dalam hutan maupun di Negeri Aboru, Mercy Barends juga menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Kariu melalui Rumah Aspirasi Mercy Chriesty Barends (RA-MCB).

Bantuan diserahkan kepada Posko Tim Penanganan Konflik Kariu di Kota Ambon untuk diteruskan kepada masyarakat negeri Kariuw sebagai korban konflik berupa satu 1 ton beras, 100 buah selimut, 100 buah popok bayi, 100 buah pembalut wanita, 100 tikar dan 100 karton mie instan.

Bantuan kemanusiaan itu diserahkan Direktur Eksekutif RA-MCB Victor Soukotta kepada Koordinator Tim Penanganan Tragedi Negeri Kariuw, Pieter Pattiwaellapia.

Kita tetap bergandengan tangan dan bahu membahu menyelesaikan persoalan ini. Letakkan kemanusiaan sebagai dasar hidup damai, mengedepankan komunikasi dan persaudaraan sebagai cara beradab membangun perdamaian sejati di Maluku," tandas Mercy.

Quote