Ikuti Kami

Meryl Komitmen Bantu Turunkan Angka Stunting di Sumut

Meryl menyebutkan, Pemerintah Provinsi Sumut diketahui sudah melakukan upaya untuk mencapai target tersebut.

Meryl Komitmen Bantu Turunkan Angka Stunting di Sumut
Anggota DPRD Sumatera Utara, Meryl Rouly Saragih dan Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu.

Medan, Gesuri.id - Anggota DPRD Sumatera Utara, Meryl Rouly Saragih mengajak Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu untuk berbagi resep makanan yang bisa diaplikasikan untuk menurunkan angka stunting di Sumut, terutama di Kota Medan. 

Lewat kegiatan Merdeka Stunting “Cegah Stunting dengan Pola Asuh Anak dan Menu Sehat dari Resep Ibu Megawati Soekarnoputri”, Meryl meminta Wakil Wali Kota Semarang untuk berbagi resep dan masak bersama menu makanan yang mudah dan murah yang bisa menekan angka stunting.

“Karena saat ini, angka prevalensi stunting kita masih mencapai 24%. Dengan target prevalensi 12% di tahun depan, ini berarti kita harus bisa menekan angka prevalensi sebesar 12% dalam kurun waktu 1 tahun,” ujar Meryl di hadapan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang juga hadir dalam kegiatan yang digelar di Kantor Lurah Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (24/8).

Baca: Bobby Praktikkan Kedua Menu Masakan Sehat Karya Megawati

Meryl menyebutkan, Pemerintah Provinsi Sumut diketahui sudah melakukan upaya untuk mencapai target tersebut. Salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting. Tetapi hal ini tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan secara bersama-sama, termasuk juga partisipasi masyarakat.

“Untuk itu, kita harus bersinergi, harus bergotong royong dan berkolaborasi agar apa yang ditargetkan bisa tercapai,” kata Politisi PDI Perjuangan yang mewakili Dapil Medan B. 

Meryl juga memastikan kalau penanganan stunting tidak hanya tugas bidang kesehatan semata, tetapi juga menjadi tugas semuanya, baik dari sisi penyediaan pangan yang bergizi, kualitas sanitasi, lingkungan bersih dan beberapa hal yang menunjang atau mendukung intervensi pencegahan dan penurunan stunting.

“Saya berharap, kegiatan Merdeka Stunting yang kita gelar hari ini harus bisa menghasilkan  inovasi program dan kesamaan pandangan atau persepsi, agar program dan kegiatan dapat dilakukan secara terintegrasi dan bersinergi serta tepat sasaran,” pungkasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan, kondisi  geografis Kelurahan Bagan Deli tidak jauh berbeda dengan satu wilayah di Semarang yang disebut Tambak Lorok. 

Di daerah tersebut, jumlah kasus stunting cukup banyak, padahal merupakan daerah nelayan yang seharusnya memudahkan masyarakat yang bermukim mendapatkan makanan yang bergizi dan sehat.

“Tetapi di tahun 2018, kami mendapat bantuan dana sekitar Rp170 miliar dari Kementerian PUPR untuk penanganan kawasan kumuh. Setelah itu di tahun 2022 ini, kami kembali mendapatkan bantuan dana sebesar Rp300 miliar dari Kementerian PUPR untuk penanggulangan rob,” kata Hevearita yang akrab disapa Ita ini. 

Baca: BMI Karawang Gelar Sosialisasi Dampak Buruk Stunting

Pejabat yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian ini mengatakan, jumlah kasus  stunting di Kota Semarang di tahun 2021 lalu tercatat sebanyak 1.367 anak. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan jumlah tersebut, mulai dari pemantauan terhadap ibu hamil serta kepastian gizi dan vitaminnya. Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan anggaran untuk pemberian makan tambahan.

Termasuk juga mengoptimalkan beberapa inovasi seperti SIBENING (Semua Ikut Bergerak Bersama Tangani Stunting) yang diluncurkan bersamaan dengan peringatan Harganas. Kemudian inovasi SAN PIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak).

“Serta pembentukan SASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) di 16 kecamatan yang merupakan program pemberian makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan di setiap kelurahan dan pemantauan ibu hamil,” tambahnya.

Quote