Surakarta, Gesuri.id - Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta tetap berseragam di hari pertama "work from home" (WFH) atau bekerja dari rumah pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
"Pada WFH PPKM ini tetap 25 persen (yang berangkat), tetapi meski di rumah para pegawai harus tetap pakai 'khaki' (warna seragam) karena kan hari Senin, absen harus pakai 'video call'," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Senin (11/1).
Baca: Tangkal Covid, Abdy Dukung Pemerintah Berlakukan PPKM
Sedangkan untuk jadwal penentuan WFH, katanya, diserahkan kepada kepala dinas masing-masing. Meski demikian, ia meminta para ASN untuk siap jika sewaktu-waktu harus datang ke kantor. Sebelumnya, ia juga tidak segan menjatuhkan sanksi kepada pekerja yang keluyuran di sela WFH.
"Namun, ketika WFH ada yang keluyuran, jatuhkan sanksi karena WFH bukan liburan, tetapi bekerja di rumah. Termasuk seandainya setiap saat dibutuhkan oleh pimpinan yang ada di Pemkot Solo tidak ada kata alasan baru ganti baju. Pelayanan masyarakat tetap dibuka, termasuk DKK (Dinas Kesehatan Kota) tidak ada yang WFH," katanya.
Selain memastikan seluruh ASN mengikuti apel secara virtual, pihaknya juga menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepada 401 ASN di lingkungan Pemkot Surakarta.
"Ini secara simbolis yang menerima 50 orang, tetapi secara keseluruhan ada 401 yang menerima, 147 diantaranya guru, 135 tenaga kesehatan, dan sisanya tenaga teknis serta lainnya," katanya.
Baca: Koster Gandeng Christian Dior Promosikan Kain Tenun Endek
Sementara itu, pada hari pertama PPKM, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani memimpin apel jajaran sekretariat daerah melalui aplikasi daring.
Pada arahannya sekda meminta seluruh ASN untuk tetap bekerja secara maksimal meskipun sedang WFH.
"Para pegawai yang WFH juga harus tetap membuat laporan setiap hari dan tetap 'standby' setiap saat jika dibutuhkan pimpinan," katanya.
