Bogor, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan yang juga Praktisi Lingkungan Hidup, Ir. Edward Tanari, M.Si. mewakili Yayasan Mega Gotong Royong ikut melakukan uji lapangan terhadap padi MSP65 yang berlangsung di dua wilayah yaitu Jonggol dan Cariu, bersama Ir. Mangontang Simanjuntak.
Diketahui, calon varietas padi lokal MSP65 adalah hasil pengembangan Pusat Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan PDI Perjuangan, resmi dinyatakan lolos evaluasi dan penilaian varietas tanaman pangan oleh Tim Penilai Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP). Sidang penilaian berlangsung pada Selasa (25/11) di Bogor, Jawa Barat.

Suasana sidang evaluasi pelepasan varietas padi MSP65 di Wisma Cipayung Deptan, Bogor.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Satoto, MS. sebagai Ketua dan Prof. Dr. Ir. Sholihin, M.Sc. sebagai Sekretaris, dengan 12 guru besar lainnya sebagai anggota tim penilai. Di antara para penilai hadir Prof. Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Hajrial Aseidinoor, M.Sc., Prof.Dr.Ir.Muchlis, M.S, Nafisah, SP, M.Sc.,Ph.D, Prof (R) Dr.Ir.Muh Azrei, SP, MS, bersama pakar lainnya dari berbagai universitas dan lembaga penelitian.
Dalam sidang tersebut, tim melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sejumlah calon varietas tanaman pangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah padi lokal MSP65, yang selama ini dikembangkan melalui proses pemuliaan di laboratorium PDI Perjuangan.
MSP65 Unggul dari 4 Varietas Pembanding

Dokumen tanda daftar varietas yang dilakukan oleh Pemda Bogor terhadap Padi MSP65 ke PPVT Deptan RI.
Selain uji lapang yang berlangsung di dua wilayah tersebut, sebelum diajukan ke PVTPP, padi MSP65 telah menjalani uji multi lokasi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Tanaman Pangan Cibinong. Pengujian dipimpin langsung oleh Dr. Ir. Yudhistira Nugroho bersama 12 orang tim peneliti BRIN.
Dalam presentasinya, BRIN memaparkan bahwa MSP65 memiliki performa lebih baik dibanding empat varietas pembanding yaitu: Cakrabuana, Padjadjaran, BK Situbondo Agritan, dan Pikatan
Keunggulan Varietas MSP65
BRIN membeberkan sejumlah keunggulan yang membuat MSP65 menonjol sebagai varietas calon unggulan nasional. Beberapa di antaranya: Umur tanaman sangat genjah: 97 hari setelah sebar atau 65–67 hari setelah tanam; produktivitas tinggi dan stabil dalam dua lokasi uji; tahan terhadap wereng coklat biotipe 3; agak tahan penyakit blas; tahan penyakit tungro; mutu beras sangat baik, dengan hasil pengujian: rendemen beras pecah kulit: 79,02%, rendemen beras giling: 70,19%, beras kepala: 93,49%, kadar Amilosa: 23%
Hasil tersebut menegaskan bahwa MSP65 tidak hanya unggul dari sisi umur dan ketahanan hama, tetapi juga dari kualitas beras yang sangat kompetitif dengan varietas komersial saat ini.
Diusulkan Menjadi GP 65 Bogor: Gancang Panen

Pengamatan uji lapang padi MSP65 di Jonggol, Bogor.
Melihat karakter unggul terutama dari sisi umur sangat genjah, padi MSP65 diusulkan mendapat nama varietas GP 65 Bogor, dengan GP merupakan singkatan dari Gancang Panen.
Nama ini dipandang sesuai dengan karakter cepat panen yang menjadi keunggulan utama varietas tersebut dan digadang-gadang memberi manfaat besar bagi petani dalam menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan indeks pertanaman.
Keberhasilan MSP65 melalui evaluasi PVTPP menandai langkah penting menuju pelepasan resmi sebagai varietas unggul nasional.
Jika ditetapkan, GP 65 Bogor diproyeksikan menjadi salah satu varietas lokal potensial untuk memperkuat produktivitas dan kemandirian pangan menuju swasembada pangan nasional.

















































































