Ikuti Kami

Pancasila Terbukti Persatukan Keberagaman di Indonesia

Soekarno dalam pidatonya saat peresmian Lemhanas pada 20 Mei 1965 menyatakan Pancasila merupakan hasil dari pengetahuan geopolitik.

Pancasila Terbukti Persatukan Keberagaman di Indonesia
Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah menegaskan Pancasila terbukti telah mempersatukan keragaman Indonesia. 

Dikatakan, bangsa Indonesia yang berpenduduk hampir 270 juta jiwa, ditakdirkan hidup dalam keragaman. Terdapat sekitar 1.340 suku, 718 bahasa, 17.504 pulau, serta enam agama dan aliran kepercayaan.

“Sehingga kemudian para pendiri bangsa mewariskan ideologi Pancasila yang dapat mempersatukan keragaman bangsa Indonesia tersebut,” kata Basarah saat membuka webinar Pra-Kongres IV PA GMNI, Di Jakarta, Selasa (15/6).

Baca: Hari Lahir Pancasila, Pemikiran dan Pandangan Bung Karno

Basarah mengatakan Presiden Pertama Soekarno dalam pidatonya saat peresmian Lemhanas pada 20 Mei 1965 menyatakan Pancasila merupakan hasil dari pengetahuan geopolitik.

Basarah menuturkan Pancasila digali dari bumi Indonesia dan menjadi kekuatan bangsa Indonesia menjadi meja statis sekaligus bintang penuntun bangsa. Pancasila yang memuat karakter khusus Indonesia itu, menurut Basarah, membuat bangsa Indonesia bisa bertahan hingga saat ini. Berbeda dengan gaya Tiongkok maupun Amerika Serikat (AS) dalam mempertahankan negerinya.

“Pertahanan dan keamanan nasional hanyalah benar-benar kuat jika berdiri di atas karakteristik dari bangsa sendiri, Tanah Air sendiri, dan pengetahuan mengenai bangsa sendiri, sehingga penyelenggaraan pertahanan dan keamanan juga harus berlandaskan pada Pancasila dengan intisari gotong royongnya,” ujar wakil ketua MPR tersebut.

Basarah mengatakan dalam Pasal 30 UUD 1945, pertahanan dan keamanan dikenal sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Artinya gotong royong antara TNI, Polri, dan kekuatan rakyat, menjadi kata kunci sistem pertahanan dan keamanan Indonesia.

“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam pertahanan dan keamanan NKRI. Demi menjaga Pancasila, dibutuhkan persatuan antara kekuatan Islam, TNI, dan Polri,” kata Basarah.

Menurut Basarah, jika antara golongan nasionalis, Islam, dan TNI bersatu dan solid, maka segala tantangan dan ancaman bagi pertahanan dan keamanan nasional akan dapat dihadapi dan diatasi dengan baik.

Baca: Pancasila Payung Kehidupan Berbangsa yang Mempersatukan

Akan tetapi, jika keempat unsur strategis kekuatan bangsa tersebut diadu domba dan dipecah belah, maka benteng pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia akan hancur. Ujungnya adalah perpecahan NKRI.

Basarah menyatakan ada upaya pecah belah sebagaimana terjadi pada zaman penjajahan, terulang melalui kemajuan teknologi, khususnya dalam media sosial.

“Ada upaya mempertentangkan golongan Islam dan nasionalis, berusaha mempertentangkan negara Pancasila dengan negara khilafah, bahkan juga mempertentangkan antara TNI Polri. Karena itu, mari kita kembali ke ungkapan Bung Karno, 'Jas Merah', jangan sekali-kali melupakan sejarah. Hanya dengan persatuan nasional yang selamatkan bangsa ini,” ucap ketua DPP PDI Perjuangan tersebut.

Quote