Ikuti Kami

Paramitha Suarakan Keluhan Soal B30 ke Pertamina

B30 merupakan pencampuran antara bahan bakar diesel atau solar dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester).

Paramitha Suarakan Keluhan Soal B30 ke Pertamina
Anggota Komisi VII DPR-RI Paramitha Widya Kusuma.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR-RI Paramitha Widya Kusuma menyuarakan aspirasi rakyat di daerah pemilihan (dapil) nya, yakni dapil IX Jateng (Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal), tentang penggunaan B30.

B30 merupakan pencampuran antara bahan bakar diesel atau solar dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester).

Baca: Karolin Salurkan Bantuan Rumah Swadaya ke Masyarakat

Hal itu diungkapkan Paramitha dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Dirut PT Pertamina (Persero) di kompleks DPR/MPR, Jakarta, Senin (31/8). 

Politikus muda PDI Perjuangan itu mengungkapkan, banyak warga yang mengeluhkan tentang pemakaian B30.

"Ada warga di dapil saya yang mengeluhkan, setelah memakai B30, mengganti filter dalam enam bulan bisa sampai dua kali. Padahal sebelumnya hanya satu kali," ujar Paramitha.

Dari pabrik, sambung Paramitha, juga muncul keluhan yang sama. Mereka mengeluhkan, pembakaran satu gelondong kayu kurang sempurna setelah menggunakan B30.

"Maka, saya ingin bertanya pada Bu Dirut soal kandungan B30 ini. Mengapa sampai ada keluhan dari konsumen?" ujarnya. 

Paramitha juga mempertanyakan road map Pertamina untuk mengganti FAME dengan B100. Sebab faktanya, lanjut Paramitha, kilang Dumai hanya mampu memproduksi B100 sebanyak 1000 barel per hari.

"Padahal kebutuhan solar nasional kita mencapai 39.000 barel per hari. Jadi bagaimana road map Pertamina soal ini?," tanya Paramitha. 

Baca: Distribusi Migas Tak Merata, Paramitha Ingatkan BPH Migas

Selain itu Paramitha juga menyinggung soal BBM yang dianggap tak ramah lingkungan, yakni Premium, serta yang  dinilai ramah lingkungan yaitu Pertamax. Padahal, ujar Paramitha, kandungan keduanya memiliki polutan yang sama.

"Kecuali Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM nya, yang tadinya kualifikasi nya Euro 2 menjadi Euro 4. Namun, apakah kilang-kilang Pertamina siap secara konfigurasinya," ujar Paramitha.

Quote