Ikuti Kami

Pemkot Yogyakarta Wajibkan IGD RS Terima Pasien Bergejala Leptospirosis

Kebijakan tersebut, menurut Hasto, merupakan bagian dari kesiapsiagaan kedaruratan pelayanan kesehatan.

Pemkot Yogyakarta Wajibkan IGD RS Terima Pasien Bergejala Leptospirosis
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.

Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Kota Yogyakarta mewajibkan seluruh instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit menerima pasien bergejala leptospirosis, termasuk dengan gejala ringan selama 24 jam.

"Meskipun gejalanya ringan, jam berapapun diterima sebagai pasien 'emergency'," ujar Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Kebijakan tersebut, menurut Hasto, merupakan bagian dari kesiapsiagaan kedaruratan pelayanan kesehatan sesuai hasil koordinasi dengan Pemprov DIY untuk mengantisipasi penularan leptospirosis di wilayah Kota Yogyakarta.

Baca: Teknologi Kian Gerus Dunia Pekerjaan

"Biasanya kalau gejalanya cuma demam terus datang ke IGD, kan tidak diterima. Tapi dalam rangka menyikapi 'emergency' itu, kita ubah istilahnya, protapnya, SOP-nya. Kita buat lebih responsif," ucapnya.

Hasto berujar gejala leptospirosis yang perlu diwaspadai di antaranya demam, mual, muntah, sakit kepala, serta mialgia atau rasa ngilu pada otot.

Pemerintah kota, kata dia, terus menyosialisasikan gejala-gejala tersebut ke masyarakat.

Selain menyiapkan pelayanan darurat, Pemkot Yogyakarta juga menjamin pembiayaan pengobatan bagi seluruh pasien bergejala maupun terdiagnosis leptospirosis, termasuk yang tidak memiliki jaminan BPJS Kesehatan. 

"Kita juga punya 'coverage' di luar BPJS Kesehatan, pakai Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jadi dalam rangka untuk menanggulangi kedaruratan ini, kita juga akan menggratiskan mereka semua," tutur eks Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI ini.

Ia menyebut seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta telah dilengkapi peralatan diagnosis dan stok obat-obatan guna menangani kasus leptospirosis.

"Kalau alat diagnosisnya sederhana, pemeriksaan darah, pemeriksaan antibodi, dan pemeriksaan fisik diagnostik. Obatnya juga tidak sulit, seperti doksisiklin misalnya, itu kita sediakan full di puskesmas," terang Hasto.

Hasto memastikan hingga kini belum ada tambahan kasus leptospirosis sehingga ia optimistis situasi segera terkendali.

"Tiap hari saya minta dilapori dari masing-masing wilayah ada atau tidak tambahan kasus, dan alhamdulillah hari ini dan kemarin tidak ada tambahan," katanya.

Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama

Meski demikian, dia tetap mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh tikus ini.

Sebagaimana diketahui, leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, umumnya ditularkan melalui air atau tanah yang tercemar kencing tikus terinfeksi.

Berdasarkan data terakhir atau hingga akhir Juli 2025, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat 21 kasus leptospirosis, dengan tujuh di antaranya meninggal dunia.

Quote