Ikuti Kami

Presiden Fasih Berbahasa Inggris, Luhut Beberkan Bukti

Kalau bahasa Inggrisnya tidak baik, maka tidak mungkin seperti Ivanka Trump sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan Presiden Jokowi.

Presiden Fasih Berbahasa Inggris, Luhut Beberkan Bukti
Presiden Jokowi berbincang dengan Ivanka Trump disaksikan Presiden Perancis dan PM Jepang. Foto: setkab

Jakarta, Gesuri.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Pandjaitan menegaskan Presiden Joko Widodo memiliki berbahasa Inggris dengan baik dan benar.

Luhut lantas membeberkan beberapa foto menunjukkan para pemimpin dunia selalu berinteraksi dengan baik dengan Presiden Jokowi.

Baca: Inilah Penulis Pertama Pidato Bahasa Inggris Bung Karno

"Kalau bahasa Inggrisnya tidak baik, maka tidak mungkin seperti Ivanka Trump atau para pimpinan negara lain sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan Beliau," kata Luhut di melalui akun Facebooknya, di Jakarta, Selasa (2/7).

“Ada yang bilang bahasa Inggris Pak Jokowi medok Jawa. Memang betul. Saya juga medok, tapi medok Batak. Lantas apakah kita harus malu dengan lidah Indonesia kita? Saya tidak setuju, karena saya bangga jadi orang Indonesia, dan saya bangga dengan logat Batak saya.” Lanjut Luhut.

Aksen dalam berbahasa kata Luhut juga terjadi ketika kepala negara lain saat berbincang dengan bahasa Inggris.

“Tidak hanya terhadap Pak Jokowi, saya juga memperhatikan aksen dari pemimpin negara lain seperti dari Jerman dan Prancis. Mereka medok juga, tapi medok ala Jerman dan Prancis. Artinya setiap bangsa punya logat khasnya masing-masing. Jadi, tidak perlu kita menilai rendah seseorang hanya karena aksen bahasa Inggrisnya.” Sambung Luhut.

Pak Jokowi sendiri tadinya menerima 17 permintaan pertemuan bilateral dari negara lain. Ini adalah bukti betapa populernya Indonesia sekarang di kalangan anggota G20 yang notabene merupakan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Tapi karena waktu itu harus menunggu pengumuman Mahkamah Konstitusi sebelum bertolak ke Jeoang, maka pertemuan bilateral jadi banyak dikurangi.

Satu di antara pertemuan yang terlaksana adalah bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Mohammad bin Salman, di mana Beliau berkomitmen untuk membuat kerja sama dua negara menjadi lebih dekat lagi.

Lainnya adalah pertemuan dengan Presiden Erdogan dari Turki yang berlangsung sangat bersahabat. Bahkan Setiap ada masalah menyangkut Timur Tengah, Presiden Erdogan selama ini sering menelpon langsung Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan itu juga dibahas kerja sama industri pertahanan. Kemarin disepakati bahwa LAN, PT PAL dan PT DI akan dilibatkan dalam kerjasama dengan skema transfer teknologi dari Turki yang sudah sesuai dengan standar NATO

Pertemuan dengan World Bank juga berjalan sangat baik, di mana mereka akan melanjutkan bantuannya untuk mendorong proyek SDG’s di Indonesia yang akan diinkubasi dalam skema blended finance.

Pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping juga berjalan sangat baik sama seperti yang lainnya, di mana kedua negara sepakat menyusun struktur special fund dengan bunga yang murah untuk perusahan-perusahaan Tiongkok yang investasi di Indonesia dan partnernya yaitu perusahaan - perusahaan Indonesia.

Dengan demikian perusahaan Indonesia bisa ikut menikmati bunga pinjaman yang lebih murah. Dalam skema kerja sama B to B (business to business) kedua negara, pemerintah Indonesia tidak akan membuat government guarantee sehingga tidak akan membebani debt to GDP kita.

Selain itu, saya sendiri juga sempat bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Jepang Yoshiaki Harada yang mengapresiasi Indonesia karena kita dianggap sebagai champion dalam penanganan plastic debris. Jepang sendiri berkomitmen untuk membantu melatih peneliti Indonesia dalam hal monitoring sampah.

Baca: Presiden Balas Ucapan Selamat Pemimpin Negara Sahabat

Permasalah lingkungan yang seperti inilah yang harus kita tangani bersama supaya dapat membawa dampak positif pada kesehatan, ekonomi, dan pariwisata.

“Sudah cukuplah dengan perbedaan-perbedaan yang muncul di pilpres lalu, jangan lagi kita buka. Mari kita menatap 5 tahun ke depan dengan penuh optimis. Negara ini harus tetap kompak untuk membangun. Sama seperti Pak Jokowi yang saya lihat komitmennya tidak ada habis-habisnya untuk membangun Indonesia.” Tutup Luhut.

Quote