Ikuti Kami

Presiden Senang Bersilaturahim dengan Masyarakat Lampung

Dalam silaturahim tersebut Presiden Jokowi mengapresiasi pembangunan di Provinsi Lampung yang kian pesat.

Presiden Senang Bersilaturahim dengan Masyarakat Lampung
Warga masyarakat berebut untuk menyalami Presiden Joko Widodo usai acara pembagian sertifikat tanah kepada warga masyarakat Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Jumat (23/11).

Lampung Timur, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan senang dapat bersilaturahim dan bertatap muka dengan masyarakat Lampung, khususnya Lampung Timur.

Presiden Jokowi yang didampingi Gubenur Lampung, M Ridho Ficardo dalam kunjunganya ke Ponpes Salafiah Darusalamah, di Desa Braja, Way Jepara Lampung, Jumat, mengaku gembira dapat bertatap muka dengan masyarakat Lampung Timur.

Baca: Presiden Tekankan Tiga Aset Tanah Air yang Harus Dijaga

Jokowi dalam kunjungannya ke Lampung, usai meninjau Jalan Tol Trans Sumatera, bersilaturahim dengan masyarakat Lampung Timur, yang dihadiri puluhan ribu masyarakat, santri, dan ulama se-Lampung tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren Salafiah Darusalamah, di Desa Braja, Way Jepara Lampung Timur.

Dalam silaturahim tersebut Presiden Jokowi mengapresiasi pembangunan di Provinsi Lampung yang kian pesat. Presiden juga merasa senang bisa bersilaturahim dengan masyarakat Lampung.

"Saya senang hari ini bisa bersilaturahim dengan masyarakat Lampung, khususnya masyarakat Lampung Timur," katanya.

Ia juga mengajak agar menjaga kerukunan mengingat Indonesia memiliki beragam suku yang ada sekitar 714 suku di Indonesia.

Menurutnya, dibandingkan dengan bangsa lain, seperti Afganistan yang hanya memiliki tujuh suku dan negaranya terjadi konflik karena tidak rukun.

Baca: Presiden: Persatuan Aset Terbesar Bangsa Indonesia

Sehubungan itu, Jokowi meminta warga Lampung Timur merawat keberagaman suku tersebut.

"Saya pesan jangan cerai berai, kita harus menjaga persatuan, menjaga ukuwah kita," pintanya.

Jokowi menambahkan, apabila masyarakat tidak pandai menjaga kerukunan, maka yang terjadi konflik seperti di Afganistan selama 40 tahun tidak berkesudahan.

Quote