Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Puti Guntur Soekarno segera menindaklanjuti aspirasi perguruan tinggi swasta (PTS) ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Bukan tanpa alasan, hal ini dia lakukan setelah menerima banyak curhatan dari beberapa PTS yang mengeluh sulit mencari mahasiswa baru. Sedangkan sumber utama dana operasional PTS berasal dari mahasiswa.
Hal tersebut makin parah ketika perguruan tinggi negeri (PTN) menambah daya tampung untuk penerimaan mahasiswa baru, hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Baca: Ganjar Minta Dana Pemda yang Mengendap
“Setelah reses kami akan mendorong kembali pihak kementerian pendidikan tinggi untuk memerhatikan permasalahan ini,” ucap Puti, saat menjadi pembicara di talkshow Pemanfaatan AI untuk Transformasi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, di Hall 2 Stiesia Surabaya, Minggu (30/11/2025).
Baca juga: Puti Guntur Ingatkan Gen-Z Jadi Inovator Masa Depan, Tak Terbuai pada A
Menurutnya hal tersebut kurang adil. Jika bicara daya saing, tentu PTS akan kalah. Calon mahasiswa baru akan cenderung lebih memilih PTN, sehingga mempersulit keberlanjutan PTS.
Padahal PTS juga menjadi tulang punggung pendidikan Indonesia. Berdasarkan data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek yang dilihat pada Minggu (6/7/2025), jumlah PTS di Indonesia ada 4.559, berkali-kali lipat dari PTN yang berjumlah 128.
“Ini jadinya diskriminatif, nanti mungkin lewat ibu Widi (salah satu dosen Stiesia Surabaya) yang bertanya tadi, nanti dikolaborasikan. Nanti saya sampaikan bagaimana hasil pembicaraan dengan Kemendiktisaintek,” sebutnya.
Sebelumnya Puti mengunjungi salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya yakni Stiesia. Disana ia menerima banyak aspirasi dari para civitas akademika.
Salah satunya Ketua Stiesia Surabaya, Prof. Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E, MSI., Ak, CA. Dia menceritakan realitas dan perjuangan kampusnya untuk bertahan.
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa
“Terkait kondisi yang terjadi saat ini, PTS dengan kemandirian kami berjuang, dan secara keunangan memang dituntut secara mandiri,” ungkap Nur Fadjrih.
Ia pun berterima kasih atas kunjungan politisi perempuan PDI Perjuangan itu. Berkat beasiswa kartu indonesia pintar (KIP) kuliah hasil aspirasi Mbak Puti, 50 mahasiswa/mahasiswi-nya bisa melanjutkan pendidikan.
“Terima kasih Bu Puti, besar sekali harapan kami bisa bekerja sama di bidang-bidang yang memungkinkan dengan komisi X DPR RI dan Kemendiktisaintek,” ucapnya

















































































