Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno, mengatakan, Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang dibangun dari beragam kepingan budaya, bahasa, dan tradisi.
Puti menegaskan bahwa keberagaman inilah yang membentuk karakter dan kekuatan sejati bangsa Indonesia.
“Mozaik itu melambangkan esensi bangsa kita, yaitu kepingan kecil yang disatukan menjadi gambar utuh. Kita, bangsa Indonesia, adalah mozaik itu. Kita punya beragam bahasa, suku, dan budaya dari Sabang sampai Merauke,” papar Puti dalam acara “Mozaik Kebudayaan dari Arek hingga Tradisi Kampung” di Surabaya, Sabtu (13/9).
Baca: Ganjar: Semua Pimpinan Parpol Perlu Berkumpul
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu menegaskan pentingnya penyatuan semangat perkotaan yang dinamis dengan kearifan lokal di kampung-kampung. Dia mengambil contoh semangat arek di Kota Surabaya, yang dikenal luas sebagai kota penuh inovasi dan semangat perjuangan.
“Di kota besar kita lihat semangat arek, seperti di Surabaya yang dikenal dengan arek Suroboyo. Mereka dilihat sebagai sosok yang semangat, inovatif, dan menjadi motor penggerak perekonomian. Tapi jangan lupa, di kampung kita belajar kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam. Di sanalah nilai-nilai dasar bangsa tumbuh kuat sebagai pondasi karakter,” tuturnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut menekankan bahwa upaya merajut dua kekuatan ini — kota dan kampung — bukan hanya penting, tetapi esensial untuk membangun bangsa yang berkarakter dan berdaya saing.
Menurut politisi yang lekat dengan sapaan Mbak Puti tersebut, seniman dan budayawan memegang peran penting sebagai jembatan antara semangat inovatif kota dan nilai-nilai luhur kampung.
“Kita menyatukan keduanya dengan menciptakan dialog. Seniman dan budayawan menjadi jembatan. Gabungan ini akan melahirkan karya budaya yang menarik, autentik, relevan, dan terus hidup dalam setiap generasi,” ungkap cucu Proklamator Bung Karno ini.
Lebih lanjut, Puti mengaitkan semangat pembangunan karakter bangsa dengan gagasan besar yang diwariskan oleh kakeknya, Bung Karno. Dia menegaskan bahwa pembangunan bangsa tak cukup hanya dengan infrastruktur fisik, melainkan juga harus membangun jiwa yang merdeka dan berkarakter.
“Nation and character building yang digagas Bung Karno adalah fondasi penting. Beliau tidak hanya membangun negara secara fisik, tetapi juga karakternya. Bung Karno sadar Indonesia tidak hanya besar karena jalan tol dan gedung pencakar langit, tetapi karena jiwa rakyatnya yang kuat,” sebutnya.
Tenaga Ahli Komisi X DPR RI, Aliyuddin, menambahkan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab kolektif yang tak boleh diabaikan.
Dalam suasana yang terus berubah akibat arus modernisasi dan globalisasi, ujarnya, budaya harus tetap dijaga sebagai warisan tak ternilai yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca: Ganjar Amini Pernyataan Puan Soal Nama Sekjen PDI Perjuangan
“Seiring berkembangnya zaman, kita bersama-sama berusaha bergotong royong untuk melestarikan kebudayaan kita. Kebudayaan adalah warisan tak ternilai bagi generasi bangsa, yang melekat menjadi identitas dan jati diri warga negara,” kata Aliyuddin.
Dia juga mengapresiasi kehadiran para pegiat budaya, seniman, dan tokoh lintas generasi yang hadir di Surabaya. Menurutnya, kehadiran mereka menunjukkan bahwa semangat menjaga budaya masih hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat.
“Mari kita bersama sama terus menjaga kelestarian budaya ini, agar generasi selanjutnya dapat memaknai semangat gotong-royong dan nilai luhur para pendahulu bangsa,” ajaknya.