Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPR RI Dapil Bali, I Wayan Sudirta, mengajak masyarakat agar tidak bosan dan Lelah untuk terus memperjuangkan demokrasi dan keadilan substansial, agar keadilan terwujud, dan bukan sekadar formalitas.
Wakil rakyat dari Dapil Bali itu mengingatkan, di era Reformasi sekarang yang sudah lebih 27 tahun, demokrasi mengalami grafik naik-turun, baik dari Indeks Demokrasi, Indeks Persepsi Korupsi, dan indicator-indikator lainnya.
Sudirta menyampaikan hal itu dalam sosialisasi 4 Konsensus Dasar Kebangsaan RI di Denpasar (30/7/2025), di hadapan para peserta yang terdiri mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, aktivis LSM.
‘’Di tengah korupsi yang makin masif, mafia hukum, mafia-mafia lain yang semakin laten, menunjukkan bahwa secara substansial, demokrasi kita yang berbasis Pancasila, memang belum berhasil. Terbongkarnya korupsi besar berjumlah triliunan, memang sangat menyedihkan, karena di awal reformasi, korupsi puluhan dan ratusan miliar saja sudah membuat emosi seluruh masyarakat, tetapi sekarang korupsinya mencapai triliunan, berbarengan dengan korupsi demokrasi dan korupsi birokratis yang sistemik. Yang berarti bahwa kualitas pelakunya bahkan sistemik, lebih parah dibanding sebelumnya,’’ kata Sudirta, pendiri Bali Corruption Watch pada tahun 2000 yang lalu.
Putu Wirata Dwikora, ketua Bali Corruption Watch, menambahkan, "korupsi yang semakin parah, dilakukan oleh actor-aktor politik, birokrat, oknum penegak hukum, melibatkan tokoh-tokoh ormas besar, sudah menjadi jalinan korupsi yang menggurita. Apakah bisa diberantas, atau setidaknya dieliminasi bertahap, itu sangat tergantung para pemimpin dan elit yang berkuasa,’’ katanya.
Putu menambahkan, bahwa fenomena korupsi dalam dasawarsa belakangan ini menunjukkan kualitas yang laten, intensif dan bisa mengancam stabilitas masyarakat. Karena dalam korupsi yang semakin sisttemik, yang hancur tidak hanya sistem yang menopang negara, tetapi bisa mengancam soliditas masyarakat, persatuan, bahkan mengancam eksisteensi negara.
Karena itu, ketua BCW ini mengajak masyarakat lebih aktif menyatakan sikap dan tak segan memberikan kritik dan masukan pada elit-elit kekuasaan yang belakangan cenderung kompromistik dalam menggunakan kewenangan dan tanggung jawabnya.