Ikuti Kami

Razia LGBT di Depok Berpotensi Picu Konflik Sosial 

Karena, kaum LGBT ini tidak terlihat secara kasat mata.

Razia LGBT di Depok Berpotensi Picu Konflik Sosial 
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kota Depok Ikravany Hilman.

Depok, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kota Depok Ikravany Hilman, mempertanyakan teknis razia kalangan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)  yang diserukan Wali Kota Depok Mohammad Idris.

Ikranav menilai rencana tersebut bisa menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Karena, kaum LGBT ini tidak terlihat secara kasat mata.

Misalkan kepada perempuan tomboy ataupun kepada lelaki yang memilki gesture lembut atau kemayu, belum tentu mereka kaum LGBT. Ada beberapa soal yang dilihat dalam penanganan kasus LGBT yakni secara prinsip dan secara teknis.

Baca: Aksi Bejat Reynhard Coreng Muka Indonesia

“Itu kan satu hal yang enggak memungkinkan secara teknis dan hal itu membahayakan,” kata Ikranav di Depok beberapa waktu lalu.

Bahkan Ikranav mengatakan bisa saja menimbulkan persekusi di lingkungan masyarakat. Nantinya tak menutup kemungkinan adanya masyarakat main hakim sendiri terhadap kaum LGBT.

“Apakah kalau ada dua orang sejenis yang berada dalam satu ruangan atau rumah, kemudian dicurigai? Padahal mereka belum tentu LGBT, dan melakukan kegiatan LGBT,” papar Ikranav

Bila hal itu terjadi, Ikranav mengatakan akan terjadi banyak pelanggaran di dalam tindakan penggerebekan tersebut serta mengganggu hak warga.

Sekjen DPC PDI Perjuangan Kota Depok tersebut pun, menganggap konyol imbauan wali kota. Dirinya meminta Idris untuk tak melanjutkan imbauannya tersebut.

“Perintah itu menurut saya adalah perintah yang konyol. Kami meminta Wali Kota Depok menarik imbauan merazia LGBT,” tegasnya.

Namun demikian, Ikranav mengaku setuju bila LGBT dilihat dari sisi agama. PDI Perjuangan sendiri tidak setuju dengan aktifitas dari LGBT, tapi ada banyak hal yang harus dilakukan untuk kasus LGBT, contohnya kasus kekerasan seksual pada anak atau orang dewasa. Menurut Ikranav, seseorang yang memiliki kelainan seksual salah satu penyebabnya adalah adanya kekerasan yang pernah dialami seseorang.

Misalnya, seorang ayah yang melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya bisa saja menjadikan anak itu sebagai bagian dari LGBT. Masalah sosial inilah yang harusnya ditangani oleh kota, bagaimana memastikan bahwa tidak ada ayah yang melakukan kekerasan terhadap anaknya atau kondisi sosial lainnya.

“Sebagai seorang muslim saya setuju, bahwa agama manapun melarang LGBT, itu betul tetapi bukan kewenangan kota mengurus dosanya,” tuturnya.

Wali Kota Depok mengeluarkan imbauan untuk merazia aktivitas kaum LGBT guna menghindari kasus yang dilakukan Reynhard Sinaga terjadi di Kota Depok.

Imbauan Idris, tutur Ikra, menjadi konyol sebab kejahatan yang terjadi di Manchester, Inggris yang dilakukan oleh seorang gay yang juga tercatat sebagai warga Depok, di timpakan ke seluruh komunitas LGBT.

“Seolah-olah seluruh LGBT ini punya kecenderungan kekerasan seksual,” paparnya.

Baca: Fraksi PDI Perjuangan Kota Depok Tolak Raperda LGBT

Padahal, katanya lagi, kenyataan di lapangan bahwa kekerasan seksual lebih banyak dimiliki oleh laki-laki normal atau mereka yang menyukai lawan jenisnya.

“Kalau mau mencegah kekerasan seksual, harusnya yang di razia laki-laki yang lain. Tolong sampaikan ke Pak Idris,” tutup Ikranav.

Quote