Ikuti Kami

Rieke Ingatkan Badan Pangan Nasional Segera Cabut Aturan Kenaikan Harga Eceran Pangan

Kabarnya ada ratas pangan yang memutuskan tidak boleh ada kenaikan harga eceran tertinggi untuk pangan-pangan yang sudah diputuskan.

Rieke Ingatkan Badan Pangan Nasional Segera Cabut Aturan Kenaikan Harga Eceran Pangan
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan perlunya langkah cepat pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan. Ia menyoroti adanya keputusan rapat terbatas (ratas) yang melarang kenaikan harga eceran tertinggi (HET) bagi pangan tertentu.

“Kabarnya ada ratas pangan yang memutuskan tidak boleh ada kenaikan harga eceran tertinggi untuk pangan-pangan yang sudah diputuskan. Oleh karena itu aku ingatin, Badan Pangan Nasional segera anulir, segera cabut yang sudah beredar yang menaikkan beberapa harga eceran pangan tertentu. Jangan nyari keuntungan, orang lagi ribet di Indonesia, lalu kemudian awas. Mafia pangan bukan berarti kami tidak awasi. Hati-hati, kita semua mengawasi. Kita kasih support untuk Bapak Presiden bahwa jaga Indonesia, bukan hanya menjaga situasi yang kondusif, tapi juga jaga pangan rakyat,” kata Rieke, dikutip pada Selasa (2/9/2025).

Ia juga menyampaikan pesannya lewat kanal digital pribadinya.

“Assalamualaikum besti-besti luf-luf Indonesia, kesaingan si akunya. Jumpa lagi di Viral for Justice dengan hashtag kita, Jaga Indonesia, Jaga Pangan Rakyat. Nah Indonesia, aku sudah sama dirut bulog, jadi biasa Pak kalau awal bulan, saya sebagai mama itu kan belanja bulanan. Saya senangnya belanja ke pasar tradisional. Nah saya mendengar keluhan langsung bahwa yang namanya beberapa komoditas pangan itu sekarang agak sulit, sehingga terjadi gijalah buying attack gitu ya. Juga beras, beras saya cari itu tadi cukup sulit begitu, termasuk beras premium gak gampang dapetnya, tapi juga ternyata beras medium,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rieke memverifikasi langsung kondisi stok pangan bersama Direktur Utama Bulog.

“Informasi saya cuma mau verifikasi aja nih Pak, saya ada data bahwa di bulog itu kurang lebih ada 3,9 juta ton stok beras, yang beras cadangan pemerintah. Betul? Betul. Oke nanti bener nih datanya, saya gak mau asal ngomong soalnya sensitif. Yang kedua adalah dari 3,9 juta ton tuh ada 1 juta ton itu adalah import. Stok lama. Usianya sudah lebih dari 8 bulan. Kemudian yang mau saya konfirmasi berikutnya adalah ada penugasan untuk sepanjang 2025 yang namanya beras cadangan pemerintah atau beras subsidi, yaitu sebanyak 1,5 juta ton. Betul Pak? Betul? Dari Januari sampai Desember. Data berikutnya adalah yang ingin saya verifikasi, yang dari 1,5 juta ton penugasan untuk disalurkan oleh bulog itu ada 303 ribu ton yang baru bisa disalurkan. Berarti sisa sebetulnya ada 1,7 juta 96 ton yang kemudian ini belum tersalurkan, padahal ini udah masuk bulan September. Jadi beras tuh ada sebenernya Besti. Nah gemes aku Pak. Ini gimana Pak biar cepet Pak? Masalahnya ini apa?” ujarnya.

Menanggapi hal itu, pihak Bulog menjelaskan mekanisme distribusi dan langkah penyederhanaan sistem agar penyaluran beras lebih cepat.

Rieke kemudian menekankan soal harga yang harus dijaga sesuai aturan.

*Kalau harga eceran tertinggi, kalau ngambil langsung dari gudang bulog itu Rp 11.000 per kilogram. Sesuai dengan juknis dari Bapak Nas, direndukan 5 kilo. Rp 11.000 per kilogram, berarti 1 kantong Rp 55.000. Dijual, kalau per kilo nanti mau dibuka sama pedagang eceran, itu harga eceran tertingginya hanya boleh maksimal Rp 12.500. Berarti kalau beli 5 kilo, ini masyarakat, dari pengecer artinya sekitar Rp 62.500 per 5 kilogram,” jelasnya.

Terakhir, Rieke mengajak masyarakat untuk mendukung langkah Presiden Prabowo dalam menjaga stabilitas pangan.

“Jadi intinya kita beri dukungan, nah apalagi kita semua dalam kondisi prihatin. Bapak Presiden sudah mengeluarkan beberapa instruksi untuk masalah keamanan dan sebagainya. Jaga Indonesia, jangan terprovokasi. Tapi saya juga memohon kita semua dalam kondisi seperti sekarang ini, mari kita berikan dukungan pada Presiden Prabowo. Termasuk untuk Satgas Pangan, agar benar-benar mengontrol, mengawasi pasokan dan distribusi pangan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengail di air keruh. Itu jangan cari keuntungan, orang lagi ribet se-Indonesia, lalu kemudian awas. Mafia pangan bukan berarti kami tidak awasi, begitu ya. Jadi kita kasih dukungan, tentu saja pertama untuk Presiden Prabowo dan Satgas Pangannya bekerja lebih maksimal. Agar tidak terjadi kelangkaan pangan, khususnya bahan pokok seperti betras, gula, minyak. Itu jangan sampai terjadi, karena saya akan terus telusuri. Karena ini ada indikasi-indikasi tertentu sehingga kemudian stok pangan yang sebetulnya ada tidak terdistribusikan dengan baik. Terima kasih. Harus, harus ya. Hati-hati, kita semua mengawasi. Kita kasih support untuk Bapak Presiden bahwa jaga Indonesia, bukan hanya menjaga situasi yang kondusif, tapi juga jaga pangan rakyat. Jaga Indonesia, jaga pangan rakyat,” pungkasnya.

Quote