Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Rokhmin Dahuri, memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda Sarjana Institut Ilmu Al-Qur'an Janatu Adnin Kendari, Jum'at (9/5). Ia menyoroti peran alumni perguruan tinggi dalam membangun masa depan Indonesia dan umat Islam.
Dalam paparannya, Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa kesuksesan alumni tidak hanya diukur dari jabatan atau kekayaan, tetapi dari kemampuannya menciptakan kesejahteraan bagi diri, keluarga, masyarakat, serta kontribusinya dalam mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, dan diridhai Allah SWT.
"Dalam perspektif Islam, kesuksesan seorang alumni perguruan tinggi tidak hanya diukur dari pencapaian materi, tetapi juga dari kontribusinya terhadap masyarakat dan peningkatan iman serta takwa kepada Allah SWT," ujar Rektor Universitas Ummi Bogor tersebut.
Dalam pidatonya, Rokhmin Dahuri menguraikan bahwa dalam perspektif Islam, alumni Perguruan Tinggi (Diploma, Sarjana, Master, atau Doktor) yang sukses adalah yang mampu bekerja atau menciptakan lapangan kerja (produk dan jasa) yang pendapatan (keuntungan) nya cukup untuk mensejahterakan diri beserta keluarganya secara berkelanjutan.
Selain itu, dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dia pun dapat berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia yang maju, adil-makmur, berdaulat, dan diridhai Allah SWT; dan bagi dunia yang lebih baik (for a better world).
"Lalu, Iman dan Taqwa nya kepada Allah pun semakin meningkat. Sehingga, hidupnya akan bahagia bukan hanya di dunia, tetapi di akhirat," katanya.
Lebih lanjut, Rokhmin Dahuri mengingatkan bahwa kejayaan umat Islam pada masa lalu, yang dikenal sebagai "The Golden Age of Moslem," dicapai karena umat Islam menjalankan ajaran Islam secara kaffah dan menjadikan Al-Qur'an serta Hadits sebagai pedoman hidup.
Namun, sejak tahun 1924, umat Islam mulai terpengaruh oleh ideologi sekuler, kapitalisme, dan komunisme, yang menyebabkan kemunduran di berbagai bidang kehidupan.
Rokhmin Dahuri mengingatkan bahwa ketika Umat Islam menjalankan Islam secara kaffah (keseluruhan) dan itibba (menuruti cara Rasulullah Muhammad saw) serta menjadikan Al-Qur'an dan Hadits.sebagai pedoman hidupnya, bukan Kapitalisme atau Komunisme.
Sejarah Islam mencatat kejayaan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sejak Fathu Makkah (abad ke-7 M–18 M), Science dan technology berkembang sangat pesat. Banyak ilmuwan muslim yang hingga kini ilmunya tetap dijadikan rujukan oleh ilmuwan berkelas dunia.
Contohnya, Ibu Sina di bidang kedokteran, Ibnu Khaldun (ketata negaraan), Ibnu Al Khawarizmi di bidang matematika, algoritma dan bilangan biner (fondasi dari teknologi digital, AI, IoT, dan digital technology lainnya), Ibnu Firnas adalah designer pesawat terbang di dunia, Ibnu Batutah ahli ilmu kelautan, dan Ibu Haitam pakar dunia.di bidang mekanika dan lensa. Masyarakatnya hidup berkeadilan, makmur, dan damai. Dua per tiga.bumi (dunia) merupakan wilayah kekuasaan Khilafah Islamiyah.
"Ketika umat Islam menjalankan ajaran Islam secara kaffah dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits, kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi nyata," ujar Guru Besar bidang Kelautan dan Perikanan IPB University.
Sayangnya, sejak 1924 Umat Islam hidupnya sekuler, terombang-ambing mengikuti pedoman hidup yang disusun oleh manusia, Kapitalisme atau Komunisme. Sehingga, umat Islam ibarat buih, dan tertinggal hampir di semua bidang kehidupan, IPTEK, ekonomi, informasi, politik sampai hankam.
Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan abad ke-21, Prof. Rokhmin Dahuri menekankan pentingnya lulusan perguruan tinggi untuk terus belajar, melakukan riset, menguasai teknologi, dan tetap istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan.
Ia percaya bahwa dengan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara yang maju, adil, makmur, dan berdaulat.
Dengan strategi pendidikan dan penguatan nilai-nilai Islam, Rokhmin Dahuri menekankan bahwa alumni perguruan tinggi berperan sebagai motor utama dalam membangun Indonesia yang maju dan berdaulat.
"Oleh karena itu, para alumni Perguruan Tinggi harus tetap dekat dengan Allah, memiliki ilmu, dan mampu menerapkan teknologi untuk kemajuan Islam dan Indonesia," tegas Politisi PDI Perjuangan itu.
Acara wisuda ini menjadi momentum penting bagi para lulusan untuk merenungkan peran mereka dalam pembangunan bangsa dan memperkuat komitmen mereka dalam menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.