Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri Serukan BEM SI Tak Hanya Aktif Demonstrasi Tapi Terjun ke Sektor Pertanian-Kelautan

Seruan ini disampaikan dalam talkshow 'Pertanian Masa Depan: Inovasi dan Regulasi Mencapai Ketahanan Pangan Berkelanjutan'.

Rokhmin Dahuri Serukan BEM SI Tak Hanya Aktif Demonstrasi Tapi Terjun ke Sektor Pertanian-Kelautan
Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menyerukan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) untuk tidak hanya aktif dalam aksi demonstrasi, tetapi juga terjun langsung ke sektor pertanian dan kelautan guna membangun kedaulatan pangan nasional. 

Seruan ini disampaikan dalam talkshow “Pertanian Masa Depan: Inovasi dan Regulasi Mencapai Ketahanan Pangan Berkelanjutan” yang digelar dalam rangkaian Musyawarah Nasional XVIII BEM SI di IPB University, Selasa (24/6).

"BEM SI harus menjadi agen perubahan di era Revolusi Industri 4.0, menggerakkan ekonomi riil dan memaksimalkan potensi laut kita," kata Prof. Rokhmin Dahuri dalam ceramah bertema "Pembangunan Kedaulatan Pangan Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045."

Ia menegaskan, pemuda dan mahasiswa, terutama mereka yang tergabung dalam BEM SI, harus tampil sebagai pionir pembangunan bangsa, khususnya di sektor agromaritim. Hal ini penting demi mencapai ketahanan pangan berkelanjutan dan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi besar dunia pada 2045.

"BEM SI wajib jadi pionir. Turun ke sektor riil. Bangun start-up agromaritim, riset teknologi pangan, bukan sekadar jadi penonton global!" tegasnya.

Prof. Rokhmin juga menyoroti potensi ekonomi maritim Indonesia yang luar biasa besar, namun belum tergarap optimal. Ia mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan sebagai bagian dari strategi nasional ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

"Lulusan kita jangan cuma jago TikTok dan lomba esai. Harus siap jadi pemimpin pangan dan ekonomi Indonesia di 2045!" serunya, disambut antusias peserta.

Menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, pendidikan tinggi di Indonesia harus mampu mencetak SDM yang unggul—bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, inovatif, memiliki keterampilan teknis, dan berkarakter kuat.

"Sistem pendidikan Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga karakter yang kuat dan adaptif terhadap perubahan zaman,” ucapnya.

Guru Besar IPB University ini menekankan bahwa kualitas pengajaran dari jenjang dasar hingga pendidikan tinggi harus diperkuat agar generasi muda mampu bersaing di panggung global.

"Ciri utama negara yang berhasil adalah memiliki sistem pendidikan berkualitas tinggi yang mampu mencetak tenaga kerja produktif, terampil, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Prof. Rokhmin juga menyampaikan data mengenai kondisi perguruan tinggi di Indonesia. Pada 2024, tercatat ada 4.593 perguruan tinggi, 8,48 juta mahasiswa terdaftar, 29.413 program studi, dan 312.890 dosen. Dari 75 perguruan tinggi terbaik versi Edurank 2024, IPB University berada di peringkat 449 dunia menurut QS World University Rankings 2024 dan peringkat 122 di Asia menurut QS Asian University Rankings 2024.

Namun ia menegaskan, "Berpengetahuan tidak cukup melalui core subjects saja, harus dilengkapi karakter kuat, kemampuan kreatif, dan didukung kemampuan memanfaatkan teknologi.”

Lebih lanjut, Prof. Rokhmin menyebut bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membentuk masa depan bangsa, khususnya dalam pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi maritim. Kampus-kampus di Indonesia harus mampu melahirkan inovasi, SDM unggul, dan sistem pendukung kebijakan yang berdampak nyata bagi masyarakat.

"Era Revolusi Industri 4.0 harus mendorong mahasiswa terjun langsung pada ekonomi riil, salah satunya mengoptimalkan potensi ekonomi maritim untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan masyarakat dunia,” tegas Prof. Rokhmin Dahuri.

Dengan gaya ceramah yang lugas dan penuh semangat, ia menutup talkshow dengan ajakan kuat kepada mahasiswa: jangan hanya jadi komentator di media sosial atau penggerak massa saat unjuk rasa, tapi juga jadi pelaku perubahan nyata di desa, pesisir, dan kampus—di mana masa depan pangan Indonesia sedang dipertaruhkan.

Quote