Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI Samuel JD Wattimena mendorong event lukis payung sebagai daya tarik wisatawan.
Ia mengaku senang dengan gelaran event lomba payung yang diikuti dua ratusan peserta ini, karena menurutnya Kota Solo lebih dahulu menggelar festival payung dan berhasil menjadi daya tarik wisata.
“Kalau bisa diduplikasi di berbagai daerah dengan bukti di Solo bisa sukses, ini adalah kebersamaan dan gotong royong dalam bentuk kreativitas,” kata Samuel saat mengunjungi lomba melukis payung 2025 di Uptown Mall Kota Semarang, Minggu (19/10).
BaCa: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
Hal lainnya, kata Samuel, payung dan kipas merupakan sesuatu yang pas dengan kondisi Indonesia yang tropis.
“Sebagai negara tropis kita butuh payung, apalagi kalau kemudian, payung dan kipas ini dilanjutkan untuk dipasarkan ke desa wisata,” jelasnya.
Menurut Samuel, jika setiap desa wisata dapat mengembangkan potensi payung ini dengan berbagai motif, akan banyak ragam payung dan kipas sebagai identitas desa wisata.
“Akan menjadi sarana promosi pariwisata, akan menjadi sarana mendapatkan putaran ekonomi bagi ekonomi kreatif dan UMKM," ujarnya.
Ia berharap, tren warna dan motif pada payung serta kipas ini jangan diberikan batasan seperti industri-industri besar di negara lain.
“Karena tren dan warna berkaitan dengan usaha mereka mengindustrikan segala sesuatunya. Kelebihan kita adalah pada keragaman etnik, jadi tidak boleh dibuat tren warna dan motif,” terangnya.
Sementara, penyelenggara lomba payung 2025, Teo Rudy mengatakan, lomba ini merupakan inisiasi dari Wali Kota Semarang untuk mendukung ekonomi kreatif melalui seni rupa seperti payung dan kipas.
“Peserta lomba melukis kipas 200 orang dan peserta lomba melukis payung juga diikuti 200 peserta,” bebernya.
BaCa: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap
Tingginya antusias masyarakat yang mengikuti lomba ini, Teo memastikan kegiatan ini akan menjadi event lanjutan.
“Event ini akan ada setiap tahun dengan media yang dapat berubah dan berinovasi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Samuel yang juga seorang designer juga mencoba melukis pada media payung berbahan kanvas ini dengan motif kupu-kupu yang bermakna metamorfosis kupu-kupu. Sehari sebelumnya, di lokasi yang sama juga digelar lomba melukis kipas dengan permukaan kanvas.