Medan, Gesuri.id – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan menegaskan bahwa pencegahan kekerasan di lingkungan kampus harus dilakukan melalui deteksi dini, termasuk dengan tracking media sosial, wawancara mendalam saat penerimaan mahasiswa baru serta penguatan layanan konseling.
Hal itu disampaikan dalam Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKLTP) yang digelar Kemendiktisaintek bersama Komisi X DPR RI di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI), Jumat (14/11).
Menurut Sofyan Tan, fokus Satgas PPKLTP saat ini masih banyak pada penanganan setelah kasus kekerasan terjadi. Padahal langkah pencegahan justru menjadi kunci. Ia merujuk pada kasus bom di SMA Negeri 72 Jakarta yang baru-baru ini terjadi dan mengejutkan publik.

Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan
Pelaku ternyata siswa sekolah tersebut yang memiliki latar belakang broken home dan gemar menonton video gore atau video yang berisi tentang kekerasan, pembunuhan dan konten lain yang isinya seputar perang, pembunuhan massal dan kejadian-kejadian brutal di luar negeri.
Lalu lanjut Sofyan Tan, kelakuan yang dianggap aneh tersebut ternyata diketahui siswa lain hingga petugas kantin. Artinya hal itu sudah menjadi hal yang umum namun terbiarkan tidak ada upaya penelusuran dan pencegahan. Hingga akhirnya jatuh korban dan meninggalkan trauma mendalam bagi siswa.
Untuk itu menjadi pelajaran penting bagi lingkungan pendidikan khususnya kampus dalam melakukan pencegahan terhadap aksi kekerasan. Satgas anti kekerasan sesungguhnya dapat melakukan tracking media sosial setiap mahasiswa yang ada dengan cara yang random. Pada era digitalisasi, generasi muda saat ini sangat dipengaruhi oleh informasi di media sosial, sehingga karakter sesorang bisa dinilai dari media sosial yang dimilikinya.
Selain itu mulai lakukan wawancara mendalam bagi setiap mahasiswa yang masuk perguruan tinggi guna menelusuri latar belakang kehidupan keluarga dan lingkungan. Hal tersebut untuk mencari tau apakah mahasiswa punya trauma masa lalu yang masih membekas.
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa

Serta terakhir adalah siapkan lembaga konseling psikologi gratis bagi mahasiswa yang benar-benar dapat dijaga kerahasiaannya. Agar mahasiswa dapat merasa aman dan nyaman ketika menceritakan permasalahan yang dihadapinya.
Hadir dalam acara mewakili Kemendiktisaintek Wilson Sitorus, Rektor UMI Dr. Humuntal Rumapea, Mewakil LLDIKTI Wilayah I dan sebagai narasumber Syarial Affandi serta Wakil Rektor I UMI yang juga sebagai narasumber Dr.Ir Ernita Panjaitan.
Rektor UMI Dr. Humuntal Rumapea mengatakan Satgas PPKLPT sudah dibentuk di kampus meski mungkin belum optimal berjalan. Dia berharap bimbingan dari dr Sofyan Tan dapat memperkuat keberadaan dan peran satgas tersebut dalam mencegah aksi kekerasan di kampus.

















































































