Ikuti Kami

TB Hasanuddin Sebut Seragam Baru TNI Berdasarkan Riset, Bukan Suka atau Tidak Suka

Kang Hasan: Bukan soal suka dan tidak, itu sesuai dengan hasil riset TNI, mana yang paling cocok dari sisi kamuflase.

TB Hasanuddin Sebut Seragam Baru TNI Berdasarkan Riset, Bukan Suka atau Tidak Suka
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menegaskan, pergantian seragam baru Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilakukan berdasarkan hasil riset kamuflase, bukan karena alasan suka atau tidak suka. 

“Bukan soal suka dan tidak, itu sesuai dengan hasil riset TNI, mana yang paling cocok dari sisi kamuflase,” tutur politikus PDI Perjuangan itu saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (7/10/2025). 

Purnawirawan Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Angkatan Darat (AD) tersebut menjelaskan, seragam berwarna loreng hijau yang sebelumnya digunakan TNI sudah dipakai sejak dirinya masih aktif sebagai prajurit puluhan tahun silam. 

Ia juga menilai, pengadaan seragam baru tidak menjadi persoalan karena dilakukan setiap tahun dan harganya sama seperti seragam lama.

“Ya sudah tinggal ganti warna. Harganya sama kan enggak berubah,” ujar Hasanuddin.

Menurutnya, setiap tahun seorang prajurit TNI memang mendapatkan dua setel pakaian dinas lapangan (PDL). 

Karena itu, pengadaan seragam baru bukan hal yang luar biasa, meski pemerintah tengah melakukan efisiensi anggaran di era Presiden Prabowo Subianto. 

“Sekarang tinggal ganti warna. Harganya sama kan. Itu kebutuhan yang tidak bisa dihindari ya,” tuturnya. 

Hasanuddin mencontohkan, pada 2025 TNI melakukan pengadaan dua setel PDL, begitu pula pada 2026. Bedanya, kali ini corak seragam dibuat berbeda dari sebelumnya. 

Sebelumnya, TNI resmi mengganti seragam PDL lama, yakni Loreng Malvinas, yang telah digunakan sejak 1982.

Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita mengatakan, seragam baru itu dirancang agar lebih efektif dalam penyamaran, terutama ketika prajurit menyelinap di hutan atau di medan operasi tertentu.

“Sekarang kan, namanya kan Loreng Malvinas yang lama, dari tahun 1982. Itu yang pertama. Yang kedua, (fungsinya), jadi kalau kita masuk ke hutan dan sebagainya, ini lebih tersamar," kata Tandyo saat ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Rabu (1/10/2025). 

Seragam TNI itu kemudian mulai digunakan secara resmi pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI di Monas pada 5 Oktober 2025

Quote