Ikuti Kami

Tolak Jadi Pariah? Jaga NKRI Dari Jihadis & Separatis!

"Jihadis mau menarik alas Pancasila dari kaki 260 juta orang. Separatis mau 260 juta orang ini berpisah tapi didahului tabrakan-tabrakan".

Tolak Jadi Pariah? Jaga NKRI Dari Jihadis & Separatis!
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menanggapi seruan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab untuk revolusi akhlak dengan mengajak masyarakat hijrah ke sistem negara berbasis tauhid. 

Tauhid sendiri merupakan dasar agama Islam yang menyatakan keesaan Allah.

Baca: Wayan Ingatkan Rizieq Shihab Hargai Polisi, Penuhi Panggilan

Pada kesempatan sama, Budiman juga menanggapi deklarasi kemerdekaan Papua yang dilakukan Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat atau The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda.

Selain mendeklarasikan kemerdekaan Papua, Benny juga menyatakan bahwa dirinya telah diangkat sebagai Presiden Sementara dari Pemerintahan Sementara Republik Papua.

"Jihadis mau menarik alas Pancasila dari kaki 260 juta orang. Separatis mau 260 juta orang ini berpisah tapi didahului tabrakan-tabrakan di perempatan. Padahal periuk nasi sedang  ditata: orang desa sudah dapat, koperasi/UMKM diundang pesta dan anak-anak muda sedang mempelajari tanda-tanda," ujar Budiman di akun Twitternya, baru-baru ini. 

Budiman mengungkapkan, bangsa Indonesia adalah sekumpulan 260 juta manusia dengan imajinasi masing-masing, yang terdiri dari 300 suku dengan 700 lebih bahasa dan dialek yang "berserak" di 17.000 pulau.

"Jika kau tarik alas Pancasilanya, semua akan berjatuhan, saling berkelahi dan menggelandang sebagai pariah dunia," ujar Budiman. 

Baca: Operasi Tinombala, Effendi: Yang Penting Political Will 

Jadi, lanjut Budiman, menjaga NKRI sebagai modal awal yang mutlak dan perlu,  serta menjaga Pancasila sebagai alas kita berdiri bersama haruslah menjadi  urusan pribadi kita.

Menjaga NKRI dan Pancasila, tegas Budiman, harus kita lakukan kalau kita sayang keluarga kita masing-masing.

"Agar tak kita lihat keluarga kita menggelandang di kamp-kamp pengungsi (andai masih bisa jumpa)," ujarnya.

Quote