Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Koperasi Konsumen Setia Budi Wanita (SBW) Malang, Sri Untari Bisowarno, menerima penghargaan Tokoh Penggerak Koperasi dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi dan kerja nyata Untari dalam menggerakkan koperasi sebagai kekuatan ekonomi berbasis kerakyatan, khususnya melalui koperasi perempuan. Bukan sekadar simbol, penghargaan ini mencerminkan perjalanan panjang yang penuh ketekunan, inovasi, dan semangat pemberdayaan.
“Terima kasih kepada Ibu Gubernur yang telah mengapresiasi kerja-kerja kemasyarakatan saya, khususnya di bidang koperasi wanita,” ucap Untari dalam keterangannya, Minggu (20/7/2025).
Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah
Nama Untari bukan sosok asing dalam dunia gerakan koperasi di Jawa Timur. Melalui Koperasi SBW yang dia pimpin, Untari telah membuktikan bahwa koperasi bisa tumbuh besar, profesional, dan tetap setia pada semangat kebersamaan.
SBW adalah ekosistem pemberdayaan perempuan — tempat para ibu rumah tangga hingga perempuan kepala keluarga belajar, berkembang, dan mandiri secara ekonomi.
Tak heran, ketika Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Timur mengusulkan Untari sebagai penerima penghargaan, proses seleksinya pun dilakukan secara ketat dan penuh pertimbangan.
“Saya juga berterima kasih kepada Dekopinwil Jatim yang mengusulkan nama saya melalui telaah panjang yang penuh ketelitian. Ini menjadi bukti bahwa gerakan koperasi perempuan diperhatikan, dinilai, dan dihargai,” ujarnya.
Bagi Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur tersebut, koperasi bukan hanya soal laporan keuangan atau jumlah simpanan.
Lebih dari itu, koperasi adalah cara membangun ekonomi rakyat dari akar rumput — dari desa, dari pasar, dari keluarga-keluarga sederhana.
“Ke depan, koperasi harus menjadi pilar ekonomi rakyat yang utama. Ia harus menjadi fondasi ekonomi yang kokoh, yang bisa bertahan baik di masa krisis maupun di masa keberlimpahan,” kata dia.
Namun, menurutnya, mimpi besar itu hanya bisa dicapai jika koperasi melakukan perombakan dari dalam. Dia menegaskan bahwa koperasi harus berbenah, baik dalam hal sumber daya manusia, sistem manajemen, struktur organisasi, hingga model bisnis yang lebih jelas dan profesional.
“Zaman sudah berubah. Koperasi juga harus menjemput zaman. Koperasi harus dikelola dengan profesional, punya bisnis yang sehat dan kompetitif, serta mampu membaca arah pasar. Tak kalah penting, koperasi juga harus melakukan regenerasi SDM sesuai perkembangan zaman,” tuturnya.
Lebih lanjut, Untari juga menyoroti pentingnya mengembangkan Koperasi Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi di desa-desa. Menurutnya, potensi desa sangat besar, tetapi seringkali tidak didukung oleh sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
“Saya mendukung penuh agar KMP menjadi motor utama ekonomi pedesaan. Jika koperasi-koperasi di desa bergerak bersama, maka kita akan lebih cepat keluar dari kemiskinan,” tegas Untari.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
Koperasi di desa, lanjutnya, harus mendapat perhatian lebih — bukan hanya berupa bantuan keuangan, tetapi juga pendampingan, pelatihan, dan akses pemasaran. Untari yakin, membangun ekonomi desa berarti memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim ini berharap agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa terus membuka ruang kolaborasi dengan Dekopinwil untuk membangun koperasi yang lebih kuat, lebih profesional, dan lebih berdaya.
“Harapan saya, Ibu Gubernur terus menggandeng Dekopinwil sebagai mitra untuk membangun koperasi, khususnya KMP. Dengan sinergi ini, koperasi akan tumbuh bukan hanya di kota, tapi juga menjadi kekuatan ekonomi utama di desa,” sebutnya.
“Kami percaya bahwa perempuan punya peran besar dalam ekonomi keluarga. Koperasi hanyalah pintu masuknya. Ketika perempuan mandiri, maka keluarga pun akan lebih kuat,” pungkas Untari.