Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Wibowo Prasetyo, mengapresiasi langkah Kementerian Agama (Kemenag) yang tengah menyiapkan pembentukan Direktorat Vokasi Madrasah. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan pendidikan vokasional sebagai prioritas utama dalam strategi nasional pengentasan kemiskinan.
Apresiasi tersebut disampaikan Wibowo dalam Rapat Kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama, Selasa (11/11). Rapat tersebut membahas rencana program anggaran tahun 2026 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama serta pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren.
Wibowo menilai penguatan pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari visi Presiden Prabowo yang menekankan bahwa pendidikan adalah kunci memutus rantai kemiskinan. Pemerintah disebut akan memfokuskan perhatian pada pendidikan vokasional dan sekolah integrasi yang dapat menghubungkan dunia pendidikan dengan dunia kerja.
Saat ini, Kemenag diketahui telah mengembangkan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Plus Keterampilan sebagai embrio pendidikan vokasional di lingkungan madrasah. Madrasah ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan agama dan akademik, tetapi juga berbagai keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
Wibowo menyebut gagasan pengembangan madrasah vokasi sebagai langkah visioner dan sangat relevan dengan kebutuhan masa depan. Ia mengingatkan bahwa dunia telah memasuki post-degree era, di mana gelar akademik tidak lagi menjadi jaminan kompetensi.
“Pendidikan vokasi dapat memberikan kemampuan praktis untuk problem solving, kolaborasi, dan peningkatan etos kerja,” ujarnya.
Ia juga mengutip data Bappenas dan Kemenaker yang menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen lapangan kerja baru hingga 2035 berada pada sektor-sektor yang memerlukan keterampilan menengah. Karena itu, penguatan pendidikan vokasi menjadi kebutuhan mendesak bagi Indonesia.
Namun, Wibowo menekankan bahwa gagasan madrasah vokasi harus dipersiapkan secara serius. Konsep dan regulasinya harus matang agar tidak hanya menjadi duplikasi SMA berbasis keagamaan, tetapi benar-benar menghasilkan tenaga terampil yang siap bersaing di dunia kerja.
“Kalau ini kuat secara konseptual dan regulasinya dibuat dengan matang, saya kira ini akan memberikan solusi bagi pemerintahan Presiden Prabowo untuk menciptakan lapangan-lapangan kerja baru yang berbasis pendidikan vokasi,” pungkasnya.

















































































