Ikuti Kami

Ansy: Pasangan MISI Berjuang Memanusiakan Masyarakat Mabar

Komitmen MISI untuk memperjuangkan Manggarai Barat sebagai rumah yang nyaman, inklusif dan toleran bagi semua agama, suku, dan ras.

Ansy: Pasangan MISI Berjuang Memanusiakan Masyarakat Mabar
Politisi PDI Perjuangan dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menanggapi pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat (Mabar)  Maria Geong Ph.D-Silverius Sukur yang mendapatkan nomor urut 2 (dua) saat acara Pengundian dan Pengumuman Nomor Urut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Manggarai Barat, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menanggapi pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Maria Geong Ph.D-Silverius Sukur yang mendapatkan nomor urut 2 (dua) saat acara Pengundian dan Pengumuman Nomor Urut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), baru-baru ini. 

Baca: Kikis Arogansi Patriarkis, Maria Geong Harus Didukung

Ansy menyatakan, nomor urut 2 mengingatkan dirinya akan periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014.

"Saat itu, Jokowi yang didukung oleh kekuatan rakyat berhasil memenangkan pemilu dengan cara yang demokratis dan bermartabat," ujar Ansy. 

Kini, sambung Ansy, Salam Dua Jari dikumandangkan di Kabupaten Manggarai Barat, bersama pasangan bertagline MISI tersebut.

"Angka dua adalah simbol perdamaian, keseimbangan, dan keharmonisan. Ini cocok dengan komitmen MISI untuk memperjuangkan Manggarai Barat sebagai rumah yang nyaman, inklusif dan toleran bagi semua agama, suku, dan ras," ujar Ansy. 

Anggota DPR dari Dapil NTT II itu melanjutkan, dalam perdamaian ada keterbukaan serta kesediaan untuk menyatu.  

"Berbeda-beda itu indah, ibarat pelangi. Itulah MANGGARAI BARAT sebagai miniatur Indonesa. Berbeda tidak harus meretakkan, mestinya merekatkan, menyatukan, menguatkan.Berbeda dalam persatuan, bersatu dalam perbedaan," ujar Ansy. 

Apalagi, sambung Ansy, Mabar dengan Taman Nasional Komodo saat ini adalah destinasi favorit internasional. Inklusivitas atau keterbukaan adalah kata kunci.

Ansy pun mengingatkan, bahwa Sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dan paket MISI menunjukkan keberpihakan yang tegas kepada kemanusiaan, berkomitmen bekerja memanusiakan masyarakat Mabar.

"Visi humanisme MISI telah ditunjukkan dengan semangat juang untuk MEMBANGUN DESA, MENATA KOTA. Desa harus dibangun, agar petani-peternak-nelayan memperoleh KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN. Kota harus ditata agar rapi, cantik, dan BERADAB," ujar Ansy. 

Ansy menegaskan, mewujudkan Mabar yang bhineka, adil, dan beradab ini hanya terlaksana jika dipimpin sosok pemimpin visioner, santun, jujur, toleran, cerdas, dan adil.  Selain itu, sosok pemimpin itu juga harus punya visi kemanusiaan dan kerakyatan dengan integritas tinggi.

PDI Perjuangan, lanjut Ansy, menjatuhkan pilihan kepada MISI karena menemukan kualifikasi-kualifikasi itu.

Baca: Bangun Manggarai Barat, Ansy Serukan Dukungan ke MISI

"Kultur kami di PDI perjuangan adalah bergerak ke bawah, berada di tengah masyarakat, dan selalu mengajak untuk berdialog, kemudian bergotong-royong dalam kerja.Dalam kunjungan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat beberapa waktu lalu, saya melihat langsung komitmen kebhinekaan dan kerakyatan MISI," ujar Ansy. 

Ansy mengungkapkan, bahwa dirinya dan yang lain diajak Maria Geong untuk mengunjungi Pasar dan Tempat Penjualan Ikan di Labuan Bajo.

Pasar, ujar Ansy, menghidupkan perekonomian rakyat sekaligus tempat silaturahmi, arena perjumpaan lintas sekat. Sebagai destinasi pariwisata favorit, pasar menjadi tempat perputaran uang, menghidupkan kehidupan para petani, peternak, dan nelayan Mabar. 

"Ibu Maria menyerap langsung aspirasi para penjual ikan, mengunjungi masjid yang berada di dekat pasar, berdialog dengan pengguna Mesjid," ujarnya. 

Ansy juga mengungkapkan kunjungannya ke Kantor Lembaga Burung Indonesia Labuan Bajo. Di sana kami membahas tantangan pengelolaan hutan seperti illegal logging dan perburuan burung.

"Di akhir perjumpaan berharga ini, kami sepakat bahwa pelestarian alam di Manggarai Barat mesti didukung dengan regulasi pro-lingkungan. Lokalitas, keunikan, citra natural alam Manggarai Barat-Taman Nasional Komodo adalah daya tarik yang membedakannya dengan destinasi lainnya," ujar Ansy. 

Maka, lanjut Ansy, perspektif pembangunan di Manggarai Barat bukan investasi, tetapi KONSERVASI berbasis komunitas serta mengedepankan budaya lokal.

Manggarai Barat adalah rumah yang nyaman bagi keanekaraman sosio-budaya, ide, dan semua orang.

Itulah sebabnya, ujar Ansy, Maria bersama dirinya dan yang lain juga mengunjungi Yayasan Baku Peduli, sebuah yayasan yang disegani karena memiliki anak-anak muda cerdas dan dengan daya kritis tajam terkait pembangunan di Manggarai Barat.

Baca: Ansy: Kopi Manggarai & Bajawa Komoditas Unggulan

"Kami datang bukan untuk berkampanye. Tujuan kami ke sana adalah berdiskusi, menyerap pengetahuan dan aspirasi agar mengetahui visi dan gagasan besar anak muda perihal memajukan Manggarai Barat," ujarnya. 

"Berbeda ide, gagasan, konsep untuk membangun daerah itu lumrah, tetapi keberpihakan kepada rakyat dan masa depan Manggarai Barat tidak bisa ditawar, harga mati," pungkasnya.

Quote