Ikuti Kami

Evita: Politik Berkeadaban Mencerminkan Tata Krama Ketimuran

Politisi PDI Perjuangan memandang harus muncul kesadaran bersama guna mempertahankan keutuhan NKRI.

Evita: Politik Berkeadaban Mencerminkan Tata Krama Ketimuran
Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty.

Jakarta, Gesuri.id- Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty menegaskan politik berkeadaban berdasarkan pada norma-norma sopan santun dan tata krama ketimuran.

“Politik berkeadaban itu adalah sebuah politik etik, politik yang beradab yang memiliki tujuan mulia untuk mencapai tujuan kita berbangsa dan bernegara. Harusnya politik berkeadaban mengontrol dengan menganggap Pilkada, Pilpres bukanlah tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan kita dalam berbangsa dan bernegara sebagaimana tertuang dalam UUD 1945,” kata Evita saat dihubungi, Jakarta, Jumat (23/3).

Menurut Evita, saat ini kita melihat ada kecenderungan politik tak beradab, dengan membuat Pilkada, Pemilu serta Pilpres itu sebagai tujuan dan membuat masyarakat terpecah belah.

Evita menambahkan, tujuan politisi-politisi yang tidak menjunjung norma keadaban semata-mata sangat pragmatis kekuasaan sebagai tujuan yang direbut dengan segala cara meski harus mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa, mengorbankan perikemanusiaan, keadilan sosial, nilai-nilai keagamaan dan demokrasi.

“Saya lihat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Partai politik terjebak untuk menjalankan politik tidak beradab. Saya khawatir jika elite-elite politik ini tidak bisa menahan diri akan memicu kekacauan di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, kata Evita, harus muncul kesadaran bersama guna mempertahankan keutuhan NKRI. Sebab, fakta yang tak bisa kita pungkiri ada banyak elite politik yang gemar bicara empat pilar tapi satu kakinya justru menyokong maraknya ujaran kebencian dan pertikaian kelompok.

“Kita perlu gerakan yang masif namun terukur. Di mana ada dialog dan ada kesadaran baru dari masyarakat bahwa memang Pancasila ini sangat penting. Kita berbeda suku agama, ras, golongan, berbeda pilihan politik dan keinginan tapi kita satu sebagai Bangsa Indonesia. Pancasila adalah pemersatunya,” tutup Evita.

Quote