Ikuti Kami

Ini Lima Faktor Penyebab Jokowi Layak Menang di Pilpres

Joko Widodo-Ma'ruf Amin berpotensi menang telak dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Ini Lima Faktor Penyebab Jokowi Layak Menang di Pilpres
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa (kedua kiri) didampingi moderator Ikrama Masloman (kiri) menyampaikan paparan dalam konferensi pers hasil temuan dan analisis survei nasional bertajuk "Siapa Presiden RI 2019-2024" di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Hasil survei menyebutkan pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin berada di ambang kemenangan dalam rentang 55,9 - 65,8 persen sementara Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan dalam rentang 34,2 - 44,1 persen.

Jakarta, Gesuri.id - Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menilai ada lima faktor yang membuat pasangan Calon Presiden-Calon Wapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin berpotensi menang telak dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

"LSI Denny JA menemukan lima alasan yang menjadi faktor utama Jokowi-Ma'ruf menang telak di Pilpres 2019. Pertama, mayoritas publik puas dengan kinerja Jokowi selama lima tahun menjabat," kata Ardian, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (12/4).

Baca: Ronny Talapessy Optimistis Jokowi Menang di Banten

Menurut dia, berdasarkan survei LSI Denny JA, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi sebesar 69,5 persen dan yang tidak puas sebesar 25,6 persen.

Dia menilai, dalam pemilu yang diikuti petahana, faktor persepsi terhadap kinerja sangat penting dan merupakan variabel elektoral dan petahana yang dipersepsikan berhasil akan mudah terpilih kembali.

"Apabila dipersepsikan kinerjanya buruk apalagi gagal maka akan berpotensi dikalahkan. Faktor kepuasan terhadap kinerja menjadi kekuatan utama Jokowi-Ma'ruf," ujarnya.

Faktor kedua menurut dia, mayoritas publik suka dan puas dengan program-program sukses Jokowi yang populer.

Dia mencontohkan tingkat kesukaan terhadap program-program Jokowi tersebut seperti Kartu Indonesia Sehat (83,3 persen), Kartu Indonesia Pintar (80,2 persen), dan Program Keluarga Harapan (67,9 persen).

"Pembangunan infrastruktur (67,2 persen), Program Dana Desa (66,1 persen), Beras Sejahtera (63,7 persen). Program-program yang populer dan dipersepsikan sukses ini menjadi kekuatan pembeda dari penantang," katanya lagi.

Faktor ketiga, menurut dia, Jokowi-Ma'ruf memiliki dukungan telak dari tiga segmen utama, yaitu pemilih minoritas, pemilih "wong cilik", dan pemilih muslim yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Dia mengatakan ketiga segmen utama itu adalah pemilih loyal Jokowi-Ma'ruf, sehingga loyalitas dan keunggulan telak di segmen tersebut menjadi kekuatan utama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu.

Ardian menjelaskan faktor keempat, figur dan personal Jokowi lebih disukai dibandingkan dengan Prabowo.

"Aspek-aspek personal yang diungguli Jokowi antara lain Jokowi lebih jujur, lebih pintar, lebih nasionalis, lebih religius dan lebih merakyat. Persepsi berwibawa sebagai pemimpin, Prabowo lebih unggul dari Jokowi," katanya lagi.

Faktor kelima, menurut dia lagi, ada faktor yang diamati secara kualitatif yang membuat Jokowi lebih kuat dibandingkan Prabowo, antara lain citra temperamental Prabowo yang semakin sering terlihat dan viral ke publik.

Baca: Kiai Ma'ruf Optimistis Raih 58-62 Persen Suara Nasional

"Selain itu, persepsi Jokowi yang lebih unggul debat, dan kekhawatiran publik terhadap ekslusivisme Prabowo-Sandi yang terlihat dalam kampanye akbar pada Minggu (7/4) yang dikritik SBY," ujarnya.

Survei LSI Denny JA itu dilakukan pada 4-9 April 2019 dengan menggunakan 2.000 responden dan menggunakan metode "multistage random sampling".

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner dengan "margin of error" 2,2 persen.

Quote