Ikuti Kami

Jelang Pemilu, Puan Ajak Masyarakat Cegah Berita Hoaks

Masyarakat diminta tidak mudah terpengaruh pada kabar bohong atau hoaks yang menyesatkan dan cenderung fitnah.

Jelang Pemilu, Puan Ajak Masyarakat Cegah Berita Hoaks
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani.

Surabaya, Gesuri.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh pada kabar bohong atau hoaks yang menyesatkan dan cenderung fitnah.

Tak dipungkiri, menjelang Pemilu serentak 17 April 2019 ini banyak berita hoaks yang beredar baik di media sosial maupun dari mulut ke mulut.

Baca: Generasi Z Diminta Bijak Gunakan Media Sosial

Puan pun mencontohkan hoaks yang ditunjukkan kepada Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang akan meniadakan azan, menghapus pendidikan Agama Islam di sekolah dan pesantren, atau melegalkan pernikahan sejenis.

"Kalau presidennya Pak Jokowi nantinya enggak boleh lagi ada azan, percaya atau enggak? Orang sekarang presidennya Jokowi di mana-mana azan kan?" ujar Puan, di Surabaya, Rabu (20/3).

Putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini pun menekankan bahwa pencegahan berita hoaks atau paham-paham intoleran bisa dilakukan sejak kecil melalui berbagai pendidikan.

Lebih lanjut Puan yang juga merupakan Politisi PDI perjuangan ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Di tengah masa kampanye menjelang Pemilu ini, Puan mendorong masyarakat untuk tidak bermusuhan walaupun berbeda pilihan.

Baca: Jokowi Beri Pembekalan ke Caleg PDI Perjuangan

"Bahwa kita adalah sedulur, bahwa kita adalah saudara, bahwa kita adalah rakyat Indonesia. Dan jangan pernah hanya karena pesta demokrasi lima tahunan yang harusnya membuat kita itu bergembira, berbangga akan mempunyai pemimpin-pemimpin yang akan datang kemudian membuat kita sepertinya bermusuhan," ungkapnya.

Selain itu, Puan juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya, untuk tetap menjaga budaya gotong royong dan kebhinekaan. "Surabaya, Jawa Timur, harus selalu adem ayem dan guyub dengan gotong-royong," pungkasnya.

Quote