Ikuti Kami

Jokowi Jadikan Malang Raya Contoh Persaudaraan dan Toleransi

Malang Raya memiliki berbagai macam suku dan agama yang tinggal berdampingan tanpa konflik.

Jokowi Jadikan Malang Raya Contoh Persaudaraan dan Toleransi
Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo berpidato saat kampanye di GOR Ken Arok, Malang, Jawa Timur, Senin (25/3).

Malang, Gesuri.id - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menjadikan wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, Jawa Timur, sebagai salah satu contoh wilayah yang warganya memiliki rasa persaudaraan dan toleransi tinggi.

Jokowi menambahkan, salah satu contoh nyata adanya rasa toleransi tinggi antarwarga yang ada di Kota Malang adalah keberadaan Masjid Agung Jami' yang bersebelahan dengan Gereja Immanuel. Meskipun bersebelahan, tidak pernah muncul permasalahan antar pemeluk agama tersebut.

Baca: Advokat Jateng Deklarasi Dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf

"Di sini ada Masjid Jami' dan Gereja Immanuel yang bersebelahan, berjejer, rukun, tidak pernah ada masalah. Ini mestinya harus dicontoh oleh daerah-daerah lainnya," kata Jokowi, dalam kampanye nasional di Gelanggang Olah Raga (GOR) Ken Arok, Kota Malang, Senin (25/3) malam.

Menurut Jokowi, wilayah Malang Raya diibaratkan sebagai Indonesia kecil, karena memiliki berbagai macam suku dan agama yang tinggal berdampingan, tanpa konflik. Indonesia merupakan negara besar yang memiliki beragam suku mencapai 714 suku, dan lebih dari 1.100 bahasa daerah.

Jokowi mengatakan, apa yang ada di Malang Raya bisa dijadikan contoh bagi daerah lainnya, terlebih pada saat memasuki masa kampanye seperti saat ini. Ia berpesan, jangan sampai karena pandangan politik berbeda, menimbulkan perpecahan.

"Jangan sampai karena urusan politik kita itu terpecah, karena pesta demokrasi, jangan sampai. Itu tidak boleh terjadi di negara kita," ujar Jokowi.

Baca: Jokowi Hadiri Kampanye Terbuka di Jember

Perpecahan tersebut, lanjut Jokowi, biasanya banyak disebabkan beredarnya informasi yang tida tepat, alias berita bohong atau hoaks. Namun, masyarakat diharapkan tidak terpancing dengan berita-berita bohong yang beredar, dan tetap menjaga persatuan Indonesia.

"Perpecahan itu biasanya dimulai dari kabar-kabar hoaks, kabar bohong. Itu tidak boleh terjadi," ujar Jokowi.

Quote