Ikuti Kami

Kiai Ma'ruf: Cebong-Kampret Selesai Sampai Hari Pencoblosan

Kiai Ma'ruf: Ya, jangan bunyi lagi. Selesai sampai kemarin. Kita kubur ada cebong ada kampret kubur saja.

Kiai Ma'ruf: Cebong-Kampret Selesai Sampai Hari Pencoblosan
Ma'ruf Amin saat ditemui di kediamannya, Jalan Situbondo nomor 12, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4).

Jakarta, Gesuri.id - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin meminta agar pertengkaran antara 'cebong' dan 'kampret' selesai sampai hari pencoblosan saja. Adapun kedua kata itu adalah istilah bagi para pendukung garis keras capres petahana Joko Widodo dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Baca: Pascapemilu, Jokowi Diminta Rangkul Semua Pihak

"Ya, jangan bunyi lagi. Selesai sampai kemarin. Kita kubur ada cebong ada kampret kubur saja," ungkap Ma'ruf Amin saat ditemui di kediamannya, Jalan Situbondo nomor 12, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4).

Ma'ruf Amin mengaku pasca Pilpres 2019, pihaknya akan melakukan langkah-langkah rekonsiliasi kepada seluruh komponen bangsa dan tokoh-tokoh lawan politiknya, termasuk paslon 02, Prabowo-Sandiaga Uno. Hal ini dimaksudkan untuk merekatkan kembali persahabatan yang sempat retak selama delapan bulan masa kampanye berlangsung.

"Setelah selesai semua, kita akan membuat agenda-agenda yang sifatnya memang kegiatan yang sifatnya melakukan agenda upaya rekonsiliasi," ujar Ma'ruf Amin.

Mantan Rais Aam PBNU ini menyebutkan, keretakan yang diakibatkan oleh Pilpres maupun Pileg harus diakhiri sampai hari pencoblosan kemarin (17/4). Ma'ruf Amin tak mau masalah ini dibiarkan hingga berlarut-larut karena bisa berdampak pada kestabilan negara.

"Sudah saatnya kita meyatu lagi sebagai bangsa. Jangan sampai pembelahan berlanjut. Sehingga harmonisasi hubungan antar kelompok-kelompok ini menjadi terganggu, kalau sudah terganggu itu maka pembangunan dan stabilitas akan terganggu," papar Ma'ruf Amin.

Baca: Hasto Bersyukur PDI Perjuangan Kembali Dipercaya Rakyat

Menurut Ma'ruf Amin, pihaknya akan melakukan rekonsiliasi secata optimal dengan menggelar berdialog dan pertemuan untuk bisa saling mengerti tanpa harus menyampaikan kritik yang berlebihan.

"Kritik sepanjang konstruktif boleh saja. Tpi tidak boleh ada permusuhan diantara kita sebangsa. Nah itu Akan kita usahakan seoptimal mungkin di dalam melakukan rekonsikiasinya itu," pungkasnya.

Quote