Ikuti Kami

Litbang Kompas: Elektabilitas PDI Perjuangan Tetap Tertinggi

PDI Perjuangan meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai untuk terus berjuang semakin militan.

Litbang Kompas: Elektabilitas PDI Perjuangan Tetap Tertinggi
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

Jakarta, Gesuri.id - Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2019. Hasilnya, PDI Perjuangan masih menjadi partai politik dengan elektabilitas tertinggi yaitu sebesar 26,9 persen.

Baca: Survei Kompas: PDI Perjuangan Pemenang Pemilu 2019

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader partai untuk terus berjuang semakin militan memenangkan partai dan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"PDI Perjuangan meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai untuk terus berjuang semakin militan, meski survey menempatkan PDI Perjuangan dengan elektoral tertinggi," ungkap Hasto melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (22/3).

Meski elektabilitas PDI Perjuangan dan Gerindra yang tertinggi karena adanya pengaruh dari coattail effect (efek ekor jas), Hasto meyakini jika parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) juga bisa mendapatkan suara maksimum. Misalnya seperti Partai Golkar bisa menempati posisi kedua dan menggeser Gerindra, sedangkan PKB di urutan ketiga.

"PDI Perjuangan sangat berkepentingan pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin kuat, efektif dan solid. Karena itulah dalam rangka penguatan sistem presidensial, gambaran ideal terjadi apabila Golkar bisa menduduki posisi nomor dua, mengalahkan Gerindra, dan PKB nomor tiga," ujar Hasto.

Bukan tanpa alasan, keyakinan Hasto soal Golkar bisa menggeser posisi Gerindra karena selama ini partai berlambang kepala garuda itu sangat mengandalkan coattail effect atau efek ekor jas dari Prabowo Subianto. 

"Momentum Gerindra untuk turun drastis terbuka lebar karena mengandalkan efek ekor jas, tanpa dukungan kekuatan teritorial. Dengan demikian kaki-kaki Gerindra bisa diminimkan kerjanya di lapangan. Disini tokoh-tokoh NU, PKB, dan PPP bisa bergerak bersama membendung gerak HTI yang berada di belakang Prabowo-Sandi," papar Hasto.

Sekretaris tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini pun menilai pasangan Prabowo-Sandiaga hanya mampu menaikan 4 persen selama enam bulan masa kampanye yang sudah berlangsung. Dia lantas menyindir, kenaikan elektabilitas itu pun sudah dibantu dengan hoax dan fitnah yang kerap dilakukan kubu 02.

"Bayangkan saja, dilengkapi dengan fitnah dan hoax, Prabowo-Sandi hanya mampu naik 4% dalam waktu 6 bulan, dan sekarang tinggal 26 hari, Maka kami opsimis Jokowi-KH Maruf Amin menang semakin tebal," katanya.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, tingginya elektabilitas PDI Perjuangan juga akan menjadi daya dorong bagi parpol lain yang tergabung dalam KIK. Hal ini semana-mata untuk makin menguatkan kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Elektoral PDI Perjuangan yang tinggi akan jadi daya dorong maksimum bagi Jokowi-KH Maruf Amin. Terlebih kami bersama Parpol KIK lainnya seperti Golkar, PKB, PPP dll memiliki basis kultural dan tradisisional yang kuat," ucap Hasto.

Baca: Selisih Kemenangan Paslon 01 terhadap 02 Masih Jauh

"Survey Kompas kami tempatkan sebagai hasil bawah kemenangan Jokowi-KH Maruf Amin sebesar 56.8 persen sebagai target pesimis, sementara target realistis adalah 63.4 persen," imbuhnya.

Dalam survei Litbang Kompas terbaru terkait Pileg 2019, PDI Perjuangan menempati posisi teratas dan disusul Gerindra. Sementara itu, ada 7 partai yang terancam tidak masuk ke DPR. 

Survei Litbang Kompas digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

Quote