Ikuti Kami

Mahfud MD: Harga Pangan Mahal karena Banyak Korupsi

Mahfud: Tidak semua sekarang punya Bulog sudah numpuk beras, numpuk bahan pangan, lalu ada importir swasta yang berkolusi dengan pejabat

Mahfud MD: Harga Pangan Mahal karena Banyak Korupsi
Cawapres Mahfud MD

Malang, Gesuri.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03 Mahfud MD mendapat pertanyaan dari seorang warga keturunan Madura, yang tinggal di Malang selatan. Warga bernama Herman, asal Sumbermanjing Wetan ini memberikan pertanyaan ke Mahfud MD, ketika program 'Tabrak Prof : Ngobrol Lebih Dekat dengan Prof. Mahfud '.

Herman menanyakan, mengapa harga-harga kebutuhan pokok pangan selalu mahal dan naik ketika mendekati bulan Ramadan. Herman pun meminta Mahfud MD menepati janjinya bila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden berpasangan dengan calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo, akan mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok.

"Kami minta harga sembako turun Pak Mahfud, kadang cuma omong doang, jangan cuma waktu kampanye saja, Prof. Mahfud harus janji sembako turun, apalagi ini mendekati Ramadan mengapa harga terus naik?" ujar Herman, pada Rabu (7/2/2024) dalam acara Tabrak Prof di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Prof. Mahfud pun mengakui bila harga-harga kebutuhan pokok pangan susah dikendalikan karena banyaknya mafia pangan. Padahal sebenarnya negara dengan kekuatan anggarannya telah memberikan bantuan kepada masyarakat, tapi karena ada oknum-oknum yang korupsi dan mafia, harga-harga susah turun.

"Sekarang ini harga bahan pokok mahal, bayangkan harga beras sementara harga beras sekarang antara 14.000 sampai 15.000. Ini karena banyak mafianya, diambil lalu jual mahal, bantuan yang dari negara di korupsi, dijual mahal lagi," tegas Prof. Mahfud disambut riuh tepuk tangan ribuan masyarakat Malang yang hadir.

Bahkan kata pria kelahiran Sampang, pemerintah juga telah mengalokasikan bantuan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa solar ke petani dan nelayan, tapi ada indikasi dikorupsi di tengah jalan, ada mafianya. Kemudian hingga akhirnya dijual mahal ke petani dan nelayan di daerah.

"Ini yang harus kita sikat, ke depan saudara oleh sebab itu, salah satu program kami besok itu akan memfungsikan kembali Bulog, badan urusan logistik negara untuk menangani hal-hal ini, beras, jagung, garam, dan sebagainya itu nanti akan diurus oleh Bulog secara lebih teratur," jelasnya.

"Tidak semua sekarang punya Bulog sudah numpuk beras, numpuk bahan pangan, lalu di sini ada importir swasta yang berkolusi dengan pejabat, lalu yang di sini busuk, yang di sini mahal itu yang menyebabkan barang mahal," tambahnya.

Mantan Menkopolhukam ini juga menambahkan, bila pembukaan kran impor beberapa komodi pangan membuat masyarakat Indonesia, terutama petani menderita. Ia mencontohkan, bagaimana Pulau Madura yang terkenal sebagai pulau penghasil garam di dunia internasional, saat ini garamnya tidak laku.

"Kolusi - Kolusi, korupsi itu masih banyak, gula, garam, semuanya impor. Madura itu penghasil garam, tapi kita ngimpor garam, padahal dunia mencatat bukan hanya Madura yang bilang, dunia internasional itu (Madura) pulau garam, tapi sekarang garamnya tidak laku. Karena mengimpor dari luar, oleh karena mafioso - mafioso yang mau nyari keuntungan, dan mencekik kehidupan masyarakat," paparnya.

Sebagai informasi, Kabupaten Malang dan Lumajang menjadi dua lokasi dipilih Mahfud MD untuk berkampanye sepanjang hari Rabu (7/2/2024). Di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Mahfud MD didampingi kader dan calon legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura, bertemu dengan ribuan masyarakat.

Pada kegiatan ini Prof. Mahfud juga mengadakan kegiatan diskusi bertajuk 'Tabrak Prof : Ngobrol Lebih Dekat dengan Prof. Mahfud'. Sejumlah warga Malang pun tampak antusias bertanya dan memberikan kritikan kepada mantan Menkopolhukam ini. Sumber

Quote