Jakarta, Gesuri.id – Sejumlah organisasi dan jaringan aktivis Reformasi 1998 seperti Barikade 98, REPDEM, Pena 98, Gerak 98, dan Perhimpunan Aktivis 98, akan menggelar Refleksi Reformasi dan Diskusi Publik bertema “Tolak Gelar Pahlawan untuk Suharto” di Grand Sahid Jaya, Sabtu (24/5).
Acara ini digagas sebagai bentuk keprihatinan terhadap upaya sebagian kalangan yang tengah mendorong pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, sosok yang dikenal sebagai pemimpin rezim Orde Baru selama 32 tahun.
“Pemberian gelar Pahlawan kepada Soeharto adalah bentuk pengkhianatan terhadap semangat Reformasi 1998 dan luka sejarah bangsa ini. Ini bukan hanya soal gelar, tapi soal ingatan kolektif kita atas pelanggaran HAM, KKN, dan kekerasan negara terhadap rakyat,” ujar panitia diskusi yang juga salah satu Ketua DPN Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM), Simson Simanjuntak.
Baca: Ganjar Ingatkan Presiden Prabowo Segera Ambil Alih Kendali
Diskusi ini akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan aktivis HAM, di antaranya:
• Dr. Abraham Samad
• Ray Rangkuti
• Ubedilah Badrun
• Usman Hamid
• Beka Ulung Hapsara
• Jimmy Fajar (Jimbong)
• Mustar Bona Ventura
• Hengki Irawan
Dengan moderator: Abiyasa Yudhaprawira
Selain narasumber tersebut, direncanakan juga hadir sejumlah aktivis 98 lainnya untuk memperkuat konsolidasi nasional antara lain Adian Napitupulu, Beny Rhamdani, Wanto Klutuk Sugito serta tokoh tokoh pergerakan aktivis 98 lainnya.
Diskusi publik ini akan menjadi ruang konsolidasi lintas generasi dalam menjaga nilai-nilai reformasi, melawan lupa, dan menolak glorifikasi atas rezim otoriter yang penuh pelanggaran HAM dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Simson, mengimbau peserta untuk mengenakan pakaian hitam sebagai simbol duka dan perlawanan terhadap lupa sejarah.
“Kami tidak akan diam. Kami adalah saksi dan pelaku sejarah. Reformasi adalah darah dan air mata, bukan seremoni yang bisa dihapus dengan satu gelar,” tegas Simson.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Pentingnya Integritas bagi Pemimpin
Simson juga menambahkan, rangkaian bersejarah ini juga akan diawali melakukan ziarah tabur bunga di makam Pondok Rangon pada Rabu 21 Mei.
Taman Makam Pondok Rangon seperti diketahui bersemayam mereka yang menjadi bagian dari sejarah kelam bangsa ini.
“Korban kekerasan negara, korban kerusuhan Mei 1998, dan para martir demokrasi yang tak sempat melihat Indonesia berubah,” katanya.