Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi ll DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menggambarkan Kota Solo sebagai sebuah pelajaran hidup bagi siapa pun yang mau melihat lebih dalam.
Menurutnya, Solo bukan sekadar kota dengan sejarah panjang, tetapi juga ruang yang mengajarkan tentang kehidupan, harmoni, dan keberanian untuk melangkah maju tanpa kehilangan jati diri.
“Akhirnya, Kota Solo adalah pelajaran hidup bagi siapa saja yang mau melihat lebih dalam. Kota Solo mengajari kita bahwa sejarah bukan hanya rangkaian tanggal dan peristiwa, tetapi juga tentang manusia, tentang bagaimana kita hidup, tentang tumbuh dan berdamai dengan perbedaan. Solo adalah kota yang selalu menyadarkan kita bahwa harmoni sejatinya lahir dari rasa hormat, pada tradisi sekaligus keberanian untuk melangkah maju,” kata Aria Bima dalam refleksinya saat mengunjungi sejumlah titik bersejarah di Kota Solo, dikutip pada Senin (6/10/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Aria Bima menekankan bahwa Solo tidak hanya dikenal karena budaya dan tradisinya yang kuat, tetapi juga karena kemampuannya menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa depan. Kota ini, kata dia, mampu menunjukkan bagaimana nilai-nilai leluhur bisa bersanding dengan semangat modernitas tanpa menimbulkan benturan.
Ia menambahkan bahwa perjalanan di Kota Solo selalu memberikan kesan mendalam bagi siapa pun yang mau menyelaminya.
Bagi Aria Bima, setiap sudut kota menyimpan kisah dan nilai kehidupan yang dapat menjadi sumber inspirasi untuk membangun bangsa dengan jiwa yang berakar pada kebudayaan.
“Terima kasih telah menemani perjalanan singkat saya hari ini di Kota Solo, kota yang kaya akan cerita dan perjalanan hidup. Semoga kisah-kisah dari Solo tidak hanya mengisi ruangan ingatan kita, tetapi juga menginspirasi untuk selalu menghargai sejarah dan merawat harmoni dalam kehidupan,” ucapnya.
Aria Bima juga mengajak masyarakat untuk terus merawat semangat kebersamaan dan rasa hormat terhadap keberagaman yang menjadi ciri khas Kota Solo. Ia berharap nilai-nilai yang tumbuh di tengah masyarakat Solo dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menjaga persatuan di tengah perbedaan.
“Sampai jumpa di perjalanan berikutnya dari Solo, kota tua yang hatinya selalu muda. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maturnuan Rahayu, Rahayu, Rahayu,” pungkasnya.
