Ikuti Kami

Aria Bima Ajak Masyarakat Mengenal Kembali Kota Solo dari Sisi Sejarah dan Budaya

Solo bukan hanya sekadar kota, melainkan ruang hidup yang menyimpan jejak peristiwa besar yang membentuk identitas warganya hingga kini.

Aria Bima Ajak Masyarakat Mengenal Kembali Kota Solo dari Sisi Sejarah dan Budaya
Wakil Ketua Komisi ll DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi ll DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, mengajak masyarakat untuk mengenal kembali Kota Solo dari sisi sejarah dan budayanya. 

Menurutnya, Solo bukan hanya sekadar kota, melainkan ruang hidup yang menyimpan jejak peristiwa besar yang membentuk identitas warganya hingga kini.

“Kawan-kawan, sedulur-sedulurku sekalian, hari ini saya mengajak Anda berjalan bersama-sama di Kota Solo tercinta. Sebuah kota yang penuh kisah dan kenangan. Di sini setiap sudut berbicara tentang sejarah, tentang budaya, dan kehidupan yang terus tumbuh,” kata Aria Bima, dikutip pada Selasa (30/9/2025).

Ia mengajak masyarakat untuk meresapi suasana kota dan memahami lapisan-lapisan sejarah yang membentuknya.

“Mari kita nikmati jejak waktu yang tersembunyi di balik keramaian Kota Solo. Kota yang selalu menyambut siapa saja dengan kehangatan dan ketulusan,” lanjutnya.

Aria Bima menegaskan, di balik ketenangan Kota Solo, ada banyak kisah yang menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa.

“Kawan-kawan sekalian, pernah kita sadari di balik ketenangan Kota Solo yang begitu akrab ada garis-garis tersembunyi yang menceritakan begitu banyak kisah,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa jejak sejarah itu membentuk harmoni unik yang menyatukan berbagai unsur.

“Garis-garis itu adalah jejak sejarah yang merangkai kota ini dalam harmoni yang unik antara tradisi dan modernitas, antara Jawa dan Eropa, antara masa lalu dan masa kini,” jelasnya.

Dalam penuturannya, Aria Bima juga membahas asal-usul berdirinya Kota Solo yang tidak lepas dari peristiwa tragis Geger Pecinan.

“Kota Solo lahir dari peristiwa tragis Geger Pecinan di Kartosuro yang menjadikannya sebagai tempat bernaung para pengungsi akibat peperangan kala itu. Dari kehancuran itulah lahir keinginan untuk hidup kembali,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa proses pemindahan pusat pemerintahan ke Solo dilakukan dengan penuh perjuangan.

“Maka diutuslah seorang perwira VOC namanya Baron Andres Van Hardegrove oleh Sunan Pakubono II. Tugasnya sederhana namun tak mudah mencari tanah baru untuk berdirinya keraton baru dan pilihan jatuh pada desa salah, saya tidak menyebut Solo, desa salah,” tuturnya.

Aria Bima menekankan bahwa kisah-kisah ini perlu terus diceritakan agar generasi muda memahami makna lahirnya kota ini dan menjaga harmoni antara tradisi dan modernitas.

Quote