Gianyar, Gesuri.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali, I Nyoman Parta, memberikan apresiasi tinggi kepada para anak muda yang terus melestarikan kesenian tradisional Bali. Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Pawiwahan di Desa Adat Timbul, Kabupaten Gianyar, Minggu (5/10).
Dalam kegiatan tersebut, Parta mengaku terkesan menyaksikan penampilan anak-anak muda yang memainkan alat musik Mandolin, instrumen tradisional yang memiliki kemiripan dengan Gambelan Penting di Karangasem. “Suara musiknya begitu merdu, seperti nyanyian alam. Ditambah lagi para penabuhnya anak-anak muda yang penuh semangat, membuat Mandolin menjadi pusat perhatian,” ujar Parta.
Politisi PDI Perjuangan ini menilai, semangat generasi muda memainkan alat musik tradisional merupakan bukti bahwa warisan budaya Bali masih hidup dan dicintai oleh penerusnya. Ia menekankan pentingnya mendukung dan memfasilitasi ruang-ruang kreatif bagi anak muda agar kesenian tradisional tetap berkembang di tengah arus modernisasi.
“Saya sangat bangga melihat anak-anak muda kita mau belajar dan memainkan alat musik tradisional. Ini menunjukkan bahwa jiwa kebudayaan Bali masih kuat, dan mereka punya komitmen untuk menjaga warisan leluhur,” ungkapnya.
Dalam unggahan media sosialnya, Parta juga mengisahkan bahwa alat musik Mandolin di Bali memiliki sejarah panjang dan sempat hampir punah. Alat musik ini diyakini memiliki keterkaitan dengan Taishogoto dari Jepang yang dibawa ke Bali sekitar tahun 1930-an, tepatnya ke daerah Pupuan, Tabanan. Berkat upaya grup musik Neo Nolin, Mandolin Bali berhasil direkonstruksi kembali pada tahun 2018 dan kini kembali berkembang.
Lebih membanggakan lagi, grup Neo Nolin telah berhasil membawa kesenian Mandolin Bali ke pentas internasional dengan tampil pada ajang World Expo Osaka 2025 di Jepang.
“Ini contoh nyata bagaimana seni tradisi bisa berkembang dan diakui dunia bila dirawat dengan kesungguhan,” kata Parta.
Ia menegaskan, sebagai wakil rakyat, dirinya akan terus mendorong pelestarian kesenian tradisional Bali, terutama yang digerakkan oleh generasi muda. “Kita harus terus memberi ruang dan dukungan agar anak-anak muda Bali bisa berkreasi tanpa meninggalkan akar budaya mereka,” pungkas Parta.