Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Muhamad Zaini memberikan apresiasi tinggi kepada PMI dan seluruh koordinator donor darah.
Ia menyebut PMI telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menyediakan darah bagi masyarakat.
Terdorong ingin lebih berbuat banyak untuk masyarakat Muhammad Zaini menyatakan kesediaannya untuk menjadi ketua PDDI (Perhimpunan Donor Darah Indonesia).
Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji
“PMI Kabupaten Pasuruan telah memberi manfaat besar bagi masyarakat. Sinergi antara PMI, pemerintah daerah, dan para koordinator donor darah harus terus dijaga. Donor darah adalah amal jariyah yang pahalanya mengalir tanpa henti. Untuk itu saya ingin terlibat pula maka saya insyaallah bersedia menjadi ketua PDDI, Perhimpunan Donor Darah Kabupaten Pasuruan," kata Zaini.
Ia juga mendorong generasi muda untuk aktif menjadi pendonor darah sejak dini.
“Mulailah donor darah sejak usia 17 tahun. Banyak pendonor yang sebelum usia 50 sudah mencapai 100 kali donor dan mendapat penghargaan dari Presiden. Ini bukti nyata bahwa donor darah bukan hanya menolong orang lain, tapi juga menjaga kesehatan diri sendiri,” pesannya.
Ketua PMI Kabupaten Pasuruan Agus Setiaji menegaskan peran vital UDD PMI dalam melayani kebutuhan darah masyarakat.
“Unit donor darah tidak hanya melakukan rekrutmen pendonor, tetapi juga bertugas mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan darah sesuai standar kesehatan. Semua ini dilakukan agar darah yang diterima pasien benar-benar aman,” ujarnya.
Agus juga menekankan bahwa donor darah sukarela jauh lebih baik dibanding donor berbayar.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
“Donor darah sukarela dilakukan secara teratur dan sehat. Berbeda dengan donor berbayar yang rawan manipulasi identitas dan frekuensi, bahkan bisa membahayakan kesehatan pendonor. Karena itu, PMI hanya menerima donor sukarela,” tegasnya.
Menurut Agus, antusiasme masyarakat Pasuruan sangat tinggi. Di beberapa kecamatan seperti Tutur, misalnya, PMI kerap kekurangan kantong darah karena jumlah pendonor yang terus bertambah. “Ini menunjukkan semangat kemanusiaan warga Pasuruan sangat luar biasa,” tambahnya.
Agus juga memaparkan bahwa setiap darah yang terkumpul harus melalui proses uji empat parameter—termasuk Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV—yang memerlukan biaya besar. Selain itu, darah disimpan di alat khusus dengan masa simpan tertentu agar kualitas tetap terjaga.