Ikuti Kami

79 Tahun Kemerdekaan Indonesia Bagi Papua

Oleh: Isnur Yuhesti, Ketua Umum GDN (Guna Daya Negri)

79 Tahun Kemerdekaan Indonesia Bagi Papua

Jakarta, Gesuri.id - Indonesia berusia 79 tahun, namun perjalanan usia sejak Indonesia Merdeka hingga saat ini banyak sekali peristiwa yang menjadi pembelajaran bagi bangsa dan negara kita. Namun semua pengalaman itu tak menjadikan Indonesia sebagai negara yang paham akan masa depannya untuk membuat negara yang makin maju. 

Para pemimpin semakin usia negara kita bertambah semakin menjauh dari usia kemerdekaan semakin nyata kelemahan kepribadiannya dalam memimpin Republik ini, dalam berbangsa dan bernegara. 

Semua pada akhirnya nampak ketika kita tarik ke belakang ternyata usia pemimpin yang tidak berada disaat Indonesia mengalami masa sulit, dan ikut dalam proses perubahan negara ternyata hal tersebut akhirnya bisa kita lihat bahwa pemimpin yang tidak mengalami proses akan menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang tidak nasionalis, tidak idealis dan tidak demokrasi. 

Saat ini semakin jauh usia kemerdekaan semakin jauh juga para pemimpin berusia jauh meninggalkan Perjuangan saat Indonesia baru Merdeka, yang penuh dengan kesulitan dan kesengsaraan. Karenanya mari kita semua menjaga kemerdekaan cukup dengan jangan melakukan pembiaran terhadap orang- orang yang hanya mau menikmati kemerdekaan dalam keegoisannya yaitu hanya untuk kepentingan dirinya dan keluarga, karena negara kita bukan dimiliki oleh satu orang atau satu keluarga atau satu suku, namun Indonesia adalah Negara yg sangat beragam. 

Sehingga menjadi pemimpin bukanlah menjadi sesorang yang akan menjadikan dirinya berkusa, kaya raya, terhormat termulia. Dan seluruh sanak saudara dan keluarga ikut masuk bergabung dalam  gerbong kepemimpinannya. 

Saat ini dibelahan Timur Indonesia ada pulau Besar yang membawa keberuntungan bagi Indonesia agar mendapatkan kesejahteraan bagi bangsa dan Pembangunan bagi Negara melalui PT FI Namun jika kita melihat kondisi wilayah sang pemilik Harta kekayaan Indonesia terbesar,  namun justru merekalah yang paling tertinggal dari wilayah Indonesia lainnya.  

79 tahun Indonesia Merdeka saatnya mereka meminta giliran untuk saatnya sang pemimpin wilayah adalah orang asli keturunan wilayah setempat, layakkah permintaan tersebut, mereka tidak berharap apa-apa, mereka hanya menginginkan, agar mereka yang memahami budaya dan alam juga Masyarakat yang ada disana mendapatkan kesempatan untuk memberikan yang terbaik bagi wilayahnya, keturunannya dan masa depan generasinya. 

Mimika memiliki suku Asli yang Bernama AIKA, suku ini sudah ada sejak Indonesia belum Merdeka, namun suku Asli ini mulai tersingkir atau bahkan sengaja disingkirkan sepertinya itupun kita tidak tau pasti nya karena disana banyak sekali kepentingan-kepentingan dari berbagai petinggi  dan kelompok, yang semua mungkin tau bahwa tembagapura adalah bagian dari Mimika yang merupakan penghasil  tambang Emas terbesar di Dunia. 

Maka timbullah beberapa suku baru yang entah berantah dari mana asalnya tapi mengaku bahwa merekalah pemilik dari wilayah tersebut. Sebuah dokumen membuat jelas semua suku yang ada di Indonesia, bukan hanya suku  asli AIKA yang pertama tapi beberapa suku lainnya yang ada di Indonesia semua komplit ada di buku tersebut. Akhirnya saatnyalah mereka siap untuk menjadi pemimpin di wilayahnya sendiri. 

Melalui PDI Perjuangan mereka maju tanpa mendaftar karena mereka tidak bisa mendaftar lewat DPC PDI Perjuangan Mimika. karena alasan yang disampaikan, akhirnya dengan semangat, Masyarakat Mimika melalui Lembaga Musyawarah Adat LEMASKO memberikan aspirasinya untuk diajukan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Mereka hanya ingin pemimpin baru mereka yaitu bapak Lukas Borsafe yang merupakan putra wilayah pertama yang diusung ke partai yang mereka Cintai juga yaitu PDI Perjuangan. 

Dengan semangat Pantang menyerah, maka hadirlah para pengurus Lembaga Adat Lemasko ke Jakarta untuk mengajukan beberapa kepentingan demi bangsa dan Negara juga kepada PDI Perjuangan agar harapan baru untuk sebuah perubahan diwilayah dapat terjadi. juga bagi Partai yang besar dan kuat di Negeri ini diwilayah Mimika. 

Mengapa harus Lukas Borsafe karena Masyarakat Mimika pertama-tama sudah tidak mau lagi dipimpin oleh orang yang saat ini masih menjabat karena beliau bukan orang asli Papua tapi orang Kei dari kepulauan kei dari provinsi maluku, kemudian pejabat tersebut juga saat ini sedang banyak berita yang membawa dirinya tersandung berbagai permasalahan baik yang sudah terlewati maupun kasus yang masih berproses.  

Saat ini masyarakat papua menghendaki Perubahan, karena selama ini APBD yang begitu besar  Rp 7,5 T tidak berdampak pada Masyarakat walau jumlah penduduknya hanya 314 .658 jiwa. Masih banyak yang buta huruf, yang berkasus kesulitan ekonomi, rumah tidak layak huni dll.  Para penduduk sudah mulai faham kemajuan harus segera terjadi. 

Kemajuan jaman membuat mereka makin tertinggal. Karenanya sosok Lukas Bprsafe adalah tokoh Masyarakat asli yang benar-benar diinginkan rakyat karena ia juga mengepalai semua suku adat di Mimika, ia juga seorang pemberani dan terkenal tegas, Karena ia mantan dari Kepolisian, ia juga sangat bermsyarakat, semua orang kenal dengan diri cakada yang mereka pilih.  

Pak Lukas berjanji akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Mimika, ia akan mengadakan Pembangunan dan menjadikan Mimika sebagai wilayah cerdas atau yang disebut Smart Regency, Pembangunan rumah-rumah ibadah juga partai harus punya tanah dan Gedung sendiri, semua ia akan dirikan bagi kepentingan Masyarakat Mimika, dan ia akan memberikan perumahan layak huni bagi para penduduk yang tak memiiliki tempat tinggal dari dana sukunya. 

Dan dana APBD akan ia alokasikan untuk pembangunan infrastuktur gedung sekolah, Rumah Sakit, dan pusat ekonomi yang modern dan terutama jalan lintas penghubung distrik agar sampai ke desa-desa terpencil, juga pengadaan Listrik dan air bersih. Harapannya dapat mampu membahagiaan keluarga adalah segalanya itulah jika orang yg dicalonkan adalah orang asli sukunya, sehingga masyarakat adalah keluarga besarnya, sehingga penggunaan dana bisa maksimal. 

Dan tujuan kesejahteraan dan kebahagiaan dapat terwujud. Semoga suara harapan rakyat Mimika bisa terdengar oleh ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Sukarnoputri. Rekomendasi tidak boleh salah orang, jangan sampai salah menilai, SATYAMEVA JAYATE.

Quote