Ikuti Kami

15 Tahun Berkuasa, PKS Gagal Majukan Depok

15 tahun PKS berkuasa di Kota Depok namun belum ada perubahan positif yang mendatangkan kemajuan bagi Depok hingga kini. 

15 Tahun Berkuasa, PKS Gagal Majukan Depok
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok Hendrik Tangke Allo. 

Depok, Gesuri.id - Sudah 15 tahun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menguasai kota Depok, namun belum ada perubahan positif yang mendatangkan kemajuan bagi Depok hingga kini. 

Demikian dinyatakan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok Hendrik Tangke Allo. 

Baca: Sari Kecam Penolakan Sedekah Laut Oleh Politisi PKS

"Kan sudah 15 tahun PKS menguasai Depok, harusnya kalau dalam kurun waktu segitu banyak, ada perubahan yang kita lakukan untuk masyarakat. Tapi kan saat ini nilai sendiri saja apakah memang dengan waktu itu betul-betul sudah ada perubahan secara maksimal?," ujar Hendrik, Jumat (13/9). 

Oleh karena tak ada perubahan, Hendrik menegaskan sudah sepantasnya PKS mundur. Menurutnya, Kota Depok akan lebih baik jika dipimpin kepala daerah yang berasal dari partai lain. 

"Masyarakat bisa lihat bagaimana apakah sudah melakukan perubahan terbaik untuk masyarakat. Ini bukan tentang cari kekuasaan, tapi bagaimana memberikan yang terbaik untuk masyarakat kalau tak ada perubahan. Kan masih ada alternatif lain," ujar Hendrik. 

Untuk membuat perubahan di Kota Depok, PDI Perjuangan pun sedang berupaya mengajak partai lain berkoalisi untuk menjatuhkan kekuasaan PKS dalam Pilkada 2020. 

Baca: Pilkada Depok, PDI Perjuangan Himpun Kekuatan Hadapi PKS

"Kita intensif ke Partai Gerindra, Golkar, PPP, PKB, PAN, Golkar, Demokrat, PSI untuk bentuk koalisi. Kami menyadari Depok ini maju kalau dibangun bersama-sama. Dengan ndewe-ndewe (sendiri-sendiri) tidak ada hasil," ujarnya. 

Seperti diketahui, selama 15 tahun terakhir, kepala daerah di Kota Depok merupakan calon yang diusung PKS. Berawal dari Nur Mahmudi Ismail bersama Mohammad Idris yang memimpin Depok selama 10 tahun. Kemudian, kepemimpinan PKS dilanjutkan pasangan Mohammad Idris dan Pradi Supriatna hingga kini.

Quote