Ikuti Kami

Arteria Dahlan Ciptakan Model Baru Seorang Anggota DPR

Dengan gaya yang khas, berani melawan arus dan berbicara asertif dan frontal.

Arteria Dahlan Ciptakan Model Baru Seorang Anggota DPR
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan dinilai menjadi orang yang sangat kritis, berbicara lugas, tegas dengan argumentasi yang relatif bagus. Ia menjadi sosok yang rajin hadir mengisi berbagai acara televisi mewakili Komisi III. 

Anggota DPR seperti Arteria juga dinilai menjadi model baru seorang Anggota DPR setelah Fahri Hamzah yang berani tampil di hadapan Publik dengan gaya yang khas, berani melawan arus dan berbicara asertif dan frontal.

Baca: PDI Perjuangan Minta Hankamrata Kembali Digelorakan

Karakter anggota DPR yang berani menyampaikan pendapat secara kontroversial seperti ini memang menjadi anomali karena kebanyakan seorang Anggota DPR memilih banyak diam dalam berbagai isu. Selogan yang kita kenal tentang Anggota DPR adalah dateng, duduk, diam dan duit (4D).

Kehadiran Anggota DPR yang vokal dan berani tampil seperti Arteria jika dipandang dari aspek demokratisasi menjadi sangat bagus karena menghidupkan wacana, gagasan dan literasi yang bisa menjadi alat membangun public awareness melalui isu-isu yang ia kemukakan. 

Tak cuma bagus, boleh jadi keberadaan anggota DPR seperti dia sangat diperlukan.

Di luar penampilannya yang tampak seperti miskin akhlak, orang yang tak pernah mengenalnya secara langsung menganggap perilaku seperti itu sebagai karakter meskipun tak menutup kemungkinan ia hanya membangun persona untuk kebutuhan dan motif yang tak bisa kita ketahui.

Membandingkan anggota DPR yang berani tampil dengan perilaku anggota DPR yang cenderung diam, tiba pada sebuah penelaahan sederhana bahwa hampir seluruh anggota DPR yang tersandung perkara korupsi adalah mereka yang sehari-hari diam atau sesekali muncul ke hadapan publik dengan statement-statement yang normatif.  

Kredibilitas atau kemampuan memahami isu dan persoalan pada bidang kerja di DPR memang menjadi faktor seorang anggota DPR menjadi vokal atau diam.

Parlemen yang secara etimologi Bahasa Perancis berasal dari kata Parler yang artinya berbicara, sudah seharusnya DPR menjadi tempat yang gaduh dengan narasi, perdebatan serta argumen karena berbicara memang menjadi tugas pokok mereka sebagai anggota Parlemen.

Arteria dengan kelebihan kemampuan berbicaranya, sebaiknya memang bisa menempatkan diri dalam bertutur kata saat menyampaikan penjelasan. Dia harus membedakan sikap dan tutur katanya ketika ia berhadapan dengan masyarakat sebagai pihak paling penting dalam kedudukannya sebagai wakil rakyat.

Cara berbicara dan merespon perbedaan pendapat harus diperbaiki menjadi lebih ramah terutama ketika yang ia hadapi adalah rakyat yang telah menempatkannya di ruang Capitol.

Bagaimanapun argumen harus disampaikan dengan cara yang baik agar bisa diterima oleh pendengar secara substansial karena cara menentukan makna seperti Hukum Acara yang diatur tertata supaya tujuan  tercapai dengan baik.

Baca: Penusukan Wiranto, Jokowi Sanggup Kikis Habis Radikalisme 

Sekarang semua orang tidak ada yang mendengar substansi pembicaraannya karena kita lebih suka merespon cara bicara dan perilaku yang dipandang buruk oleh khalayak.

Jika Arteria benar-benar bermaksud membangun diskursus mengenai sebuah gagasan, maka mengubah gaya bicara menjadi lebih layak didengar adalah suatu keniscayaan kecuali tujuan dia hanya ingin menjadikannya kontroversi yang berisi percakapan publik tentang baik-buruk dirinya sebagai kasta terendah sebuah perdebatan.

Quote