Ikuti Kami

Hamka Haq: Ayat Suci Jangan Dipolitisir

Konteks ayat perang tidak bisa ditafsirkan kepada persoalan yang lebih umum.

Hamka Haq: Ayat Suci Jangan Dipolitisir
Ketua Bidang Keagamaan DPP PDI Perjuangan, Hamka Haq.

Jakarta, Gesuri.id – Ketua Bidang Keagamaan DPP PDI Perjuangan, Hamka Haq, sepakat dengan pendapat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) agar ayat-ayat perang dalam Alquran tak dipakai untuk kepentingan politik. Sebab menurutnya, konteks ayat perang tidak bisa ditafsirkan kepada persoalan yang lebih umum.

Baca: Basarah: Jangan Politisasi Ayat Demi Kepentingan Politik

"Kalau saya memang sejak dulu seperti itu. Ayat perang itu kan ayat-ayat yang turun pada suasana perang. Tentu pengertiannya dalam suasana perang itu juga, tidak boleh diberikan penafsiran yang menyangkut secara umum. Kalau sejak dulu, paham saya seperti itu," ujar Hamka Haq, Sabtu (7/7).

Hamka menyebut, ayat-ayat perang dalam Alquran mencakup surat Al-Maidah ayat 51. Menurut Hamka, konteks dalam ayat tersebut bukan larangan memilih pemimpin dari kalangan nonmuslim berdasarkan sudut pandang yang luas.

"Dalam Al-Maidah ayat 51 itu juga ayat perang. Itu artinya kalau dipahami harus sesuai asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya suatu ayat) nya semua ayat yang melarang nonmuslim jadi pemimpin itu ayat perang. Jangan dipolitisir seperti itu. 
Coba diperiksa asbabun nuzul ayat seperti itu dalam suasana perang. Maksudnya umat Islam dilarang mengambil panglima perang dari Muslim kalau diserang musuh," terang anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Komisi Agama ini.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Gubernur NTB juga Ketua Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Cabang Indonesia meminta agar ayat-ayat perang dalam Alquran tak dipakai untuk kepentingan politik. Dia menegaskan Indonesia sedang tidak berperang. Pernyataan itu ia unggah dalam sebuah video ke akun instagramnya, Jumat (6/7).

"Siapa pun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru, yang saya muliakan, berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang Alquran. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa, saling mengisi dalam kebaikan," ujar TGB.

Baca: Japmi PMII Lapor Polisi Terkait Fatwa Fardhu Ain

TGB juga mengimbau mereka yang berpolitik tidak menyebut lawan politiknya sebagai kafir. Dia menyatakan semangat berpolitik adalah semangat untuk saling mengenal dan mengisi.

"Kita ini bersaudara, apakah Bapak-bapak berani mengatakan bahwa Bapak-bapak adalah yang hak dan lawan politik adalah batil seperti kafir Quraish. Ayo, siapa yang berani? Bapak berani mengatakan itu? Kalau saya tidak berani, Pak," kata TGB.

Quote