Ikuti Kami

Hasto: Bung Karno Cintai Pencak Silat karena Budaya Lokal 

Sukarno sering berkeliling Indonesia untuk melihat perkembangan seni pencak silat.

Hasto: Bung Karno Cintai Pencak Silat karena Budaya Lokal 
Pesilat Indonesia Wewey Wita (kiri) melakukan tendangan ke arah pesilat Vietnam Thi Them Tran (kanan) dalam babak final Kelas B Putri Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (29/8). (ANTARA FOTO/INASGOC/Melvinas Priananda/nak/18)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Presiden Sukarno pernah menggelorakan pencak silat di panggung nasional. Menurut Sukarno, Ia melanjutkan, pencak silat penting dilakukan oleh setiap generasi, terutama generasi muda, karena melatih kebugaran fisik. 

Baca: Charles: Pencak Silat Sukses, Kerjasama Pemerintah dan IPSI

Hal itu disuarakan oleh Sukarno pada zaman Jepang. Sukarno sering berkeliling Indonesia untuk melihat perkembangan seni pencak silat.

“Bung Karno pernah pula diundang untuk melihat kompetisi pencak silat yang diorganisasi tentara Jepang. Bahkan ia selalu asyik menyaksikan dua kawannya, Chairul Saleh dan Sri Bimo Ariotedjo, berlatih silat,” kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Minggu (2/9).

Hasto menceritakan, ketika Indonesia merdeka, Sukarno menginginkan semua pendidikan olahraga yang berbau kolonial, seperti kasti dan korfball atau semacam bola tangan, dihapuskan. Kemudian mulai dikenalkan pendidikan olahraga yang digali dari kebudayaan Indonesia, yaitu pencak silat.

“Zakaria, pemain pencak silat, pernah membawa DKI Jakarta mendapatkan medali emas pada PON ke-2 pada bulan Oktober 1952. Sebagai peraih medali emas dari cabang pencak silat, ia pun pernah dipanggil Sukarno ke Istana untuk memperagakan kebolehannya,” ujar Hasto.

Puncak perhatian Bung Karno terhadap pencak silat terjadi 1957. Saat itu pencak silat menjadi salah satu bagian dalam misi kebudayaan ke Eropa. Pemain pencak silat kala itu adalah Abdul Wahab, Rosidi, Jumali, dan Suhada. Misi-misi kebudayaan Indonesia dianggap sebagai suatu bentuk ekspresi rasa percaya diri dan kebanggaan nasional saat itu. 

“Dengan demikian, kemenangan pencak silat adalah reinkarnasi dari semangat Bung Karno tersebut. Pencak silat adalah ekspresi rasa percaya diri dan kebanggan terhadap kebudayaan bangsa,” katanya.

Semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung, Sukarno pernah berlatih pencak silat. Namun sangat sedikit sumber sejarah yang bisa bercerita mengenai hal tersebut. Sedangkan Jokowi menggeluti pencak silat pada saat duduk di bangku sekolah menengah pertama di Solo, yang merupakan kota kelahirannya.

Baca: Sapu Bersih, Pencak Silat Cetak Emas Ke-20 bagi Indonesia

Jokowi bergabung di PSHT, perguruan pencak silat yang berpusat di Madiun, Jawa Timur. Namun tidak dapat dipastikan sejak kapan mantan Wali Kota Solo itu berhenti latihan. Sampai kemudian ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012, Jokowi ingin meneruskan latihan pencak silat.

Quote