Ikuti Kami

HUT ke-46 PDI Perjuangan, Tjahjo Kenang Masa Lalu

Tjahjo Kumolo, mengenang proses konsolidasi dan bagaimana peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam membesarkan partai.

HUT ke-46 PDI Perjuangan, Tjahjo Kenang Masa Lalu
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Mantan sekretaris jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, Wakil Sekjen PDI Perjuangan Utut Adianto dan Ketua Bapilu PDI Perjuangan Bambang DH. Foto: Gesuri.id/ Gabriella Thesa Widiari

Jakarta, Gesuri.id - Mantan sekretaris jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, mengenang proses konsolidasi dan bagaimana peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam membesarkan partai.

Tjahjo, yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri ini pun lantas mengisahkan pengalaman pergulatan ideologisnya di partai berlambang banteng ini. Dia masuk saat partainya masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). 

Baca: Jelang Pilpres, Ara Ajak Masyarakat Jaga Persatuan

Lalu menjalani reformasi dan pemilu 1999. Diberi kesempatan menjadi wakil sekretaris fraksi di Kongres PDI Perjuangan 2005. Dan di kongres berikutnya di 2010, menjadi Sekjen Partai.

Tjahjo mengatakan, masa setelah 2004, dimana PDI Perjuangan kalah di pemilu legislatif maupun pemilu presiden, adalah masa pergulatan besar. Di 2004-2014, PDI Perjuangan berada di luar kekuasaan. Sementara godaan untuk menjadi bagian dari kekuasaan sebenarnya sangat besar.

"Kekuatan PDI Perjuangan pada masa 10 tahun itu adalah keteguhan untuk tak tergiur kekuasaan. Prinsip yang diajarkan oleh Ibu Megawati adalah, kalau mau berkuasa, ya berjuang merebut kemenangan secara demokratis," kata Tjahjo memulai refleksinya, di Kantor Pusat PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/01).

Maka saat itu, Megawati memerintahkan kepada Tjahjo agar terus menguatkan konsolidasi partai. Tumpuannya adalah yang disebut sebagai Tiga Pilar Partai, yaitu kekuatan di struktur hingga pengurus anak ranting; kekuatan di legislatif, dan kekuatan di eksekutif.

Dimulailah proses modernisasi kerja partai. Setiap kader didudukkan di salah satu dari tiga kekuatan itu berdasar hasil penilaian ilmiah. Metode psikotes pun diterapkan.

"Jadi sebelum seseorang didudukkan, akan dicek apakah dia cocok di DPR, eksekutif, atau struktur. Itu pakai psikotes," kata Tjahjo.

Baca: Pilpres 2019, Hasto Minta Kader PDI Perjuangan Makin Militan

"Sekjen, wasekjen, bekerja menggerakkan dan mengorganisir Tiga Pilar Partai. Termasuk menggerakkan masyarakat dan pemilih. Itulah kunci kekuatan politiknya," tambah dia.

Tjahjo secara khusus bicara soal Megawati. Katanya, banyak yang menuding sosok Megawati sebagai pemimpin keras dan otoriter. Faktanya tidak. Megawati adalah sosok demokratis, yang di tiap rapatnya selalu mendorong seluruh peserta menyampaikan pendapat. 

"Baru kemudian beliau memutuskan secara bersama dari hasil pembahasan," kata Tjahjo.

"Ibu Megawati itu orang yang detil. Beliau tahu siapa-siapa saja pendiri partai, yang berjasa, yang membela, dan siapa pengkhianat partai," ungkapnya lagi.

Kata Tjahjo, Megawati pula yang memastikan, setelah kemenangan di Pemilu 2014, bahwa PDI Perjuangan tak boleh berhenti. Bahwa satu kemenangan itu tidak cukup. Megawati memerintahkan agar jangan terbuai, bahwa selama NKRI ada, maka PDI Perjuangan harus tetap bekerja keras menjaganya.

"Maka dengan ultah PDI Perjuangan di 10 Januari, mari lawan racun demokrasi, kampanye dan ujaran kebencian, fitnah. Itulah racun demokrasi yang harus kita lawan. Harus kita sampaikan ke aparat penegak hukum. inilah penjahat demokrasi yang harus kita sadarkan," ujarnya.

"Pemilu adalah ajang memilih pemimpin yang membawa gagasan kemajuan bangsa demi kemaslahatan rakyat, sehingga kualitas demokrasi makin meningkat," tambahnya.

Baca: Pilpres 2019 Ajang Adu Prestasi dan Rekam Jejak

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengamini apa yang disampaikan Tjahjo. Megawati adalah sosok yang memastikan PDI Perjuangan untuk tetap teguh dan kuat walau berada di luar pemerintahan pada 2004-2014. Begitupun peran Tjahjo menjalankan perintah Megawati melaksanakan proses konsolidasi partai hingga adopsi metode modern dalam organisasi partai.

"Ketika Pak Tjahjo menjadi sekjen terjadilah sebuah dukungan dari rakyat yang positif sehingga PDIP menang pemilu yang lalu," kata Hasto.

Quote