Jakarta, Gesuri.id - DPP PDI Perjuangan siap menggelar Merah Muda Fest 2025 di GOR Amongrogo, Sabtu (1/11).
Ketua Pelaksana Merah Muda Fest 2025 Nila Yani Hardiyanti mengatakan, kegiatan yang dilaksanakannya merupakan wadah bagi anak muda untuk memahami dunia partai politik (parpol). Sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2025 lalu.
Baca: Mengenal Sosok Ganjar Pranowo. Keluarga, Tempat Bersandar
Nila menyatakan, dalam sesi talk show Merah Muda Fest 2025 pihaknya juga akan mengundang sejumlah tokoh penting. Di antaranya Adian Napitupulu (politikus senior), Rocky Gerung (akademisi dan pengamat politik), serta Putu Ayu Saraswati (Putri Lingkungan 2020).
“Talk show ini akan membahas isu-isu yang relevan dengan Gen Z, mulai dari topik politik, pendidikan, hingga isu lingkungan,” ujar Nila saat ditemui di Kantor DPD PDI Perjuangan DIY, Rabu (29/10).
Anggota DPR RI muda ini berharap, lewat Merah Muda Fest 2025 dapat membuat anak muda tidak anti terhadap partai politik. Lantaran menurutnya, banyak anak-anak muda saat ini yang cenderung apatis terhadap dunia partai politik.
Selain diisi dengan talk show, Merah Muda Fest 2025 juga dikemas dengan berbagai kegiatan anak muda seperti bazar dan stand up comedy. Termasuk menghadirkan musisi lokal dan Ndarboy Genk sebagai bintang utama.
“Kami dari PDI Perjuangan terus berinovasi agar anak muda berpartisipasi dalam politik, salah satunya dengan memberi ruang bagi anak-anak muda,” jelas Nila.
Baca: Ganjar Ingatkan Pemerintah Program Prioritas dengan Skala Masif
Sementara itu, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDI Perjuangan My Esti Wijayati menyampaikan, Merah Muda Fest bukan sekadar ajang partai. Namun lebih fokus pada membentuk masa depan bangsa. Sebab jika anak-anak muda mulai menjauhi politik dan partai politik maka menjadi sebuah tanda bahaya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI menjelaskan, sikap antipati terhadap partai politik bisa membuat anak muda tidak sadar. Bahwa mereka seharusnya berada di dalam sistem untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri maupun kepentingan anak muda di masa depan.
"Ketika mereka (generasi muda) tidak tahu sejarah, mereka tidak paham soal politik, mereka tidak paham soal ketatanegaraan, maka mereka akan sangat mudah kemudian menjadi apatis dan anti-politik,” tegas Esti.

















































































