Ikuti Kami

PDI Perjuangan Terima 6 Pensiunan Jenderal jadi Kader Baru

Purnawirawan Polri yang bergabung menjadi kader PDI Perjuangan yakni Irjen (Purn) H. Fakhrizal.

PDI Perjuangan Terima 6 Pensiunan Jenderal jadi Kader Baru
PDI Perjuangan menerima enam purnawirawan TNI dan Polri sebagai kader baru yang terdiri dari lima orang purnawirawan TNI dan satu orang purnawirawan Polri. (istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - PDI Perjuangan menerima enam purnawirawan TNI dan Polri sebagai kader baru yang terdiri dari lima orang purnawirawan TNI dan satu orang purnawirawan Polri.

Baca: Kader Baru PDI Perjuangan Harus Disiplin soal Capres 2024

Kelima orang tersebut adalah Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito, Laksmana Madya TNI (Purn) Agus Setiadji, Mayjen TNI (Purn) Gunawan Pakki, Mayjen TNI (Purn) Saud Tamba Tua dan Brigjen TNI (Purn) Donar Philip.

Sedangkan Purnawirawan Polri yang bergabung menjadi kader PDI Perjuangan yakni Irjen (Purn) H. Fakhrizal. Dia merupakan mantan Kapolda Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat.

Selain itu, ada seorang atlet wanita yang dijadikan kader oleh PDI Perjuangan. Dia adalah Yayuk Basuki yang merupakan mantan atlet tenis lapangan.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan tahun ini PDI Perjuangan telah merekrut ratusan ribu kader baru. Namun, pada hari ini baru dilakukan kursus politik terhadap 1.000 kader baru secara hybrid.

"Baik terima kasih ini adalah rangkaian kursus politik bagi anggota baru yang tahun ini sebanyak 198.354 dan pada batch pertama ini dilakukan secara hybrid sebanyak 1000 orang. Mengapa 1000 orang? Karena kapasitasnya memang begitu dan dilakukan terus menerus di bawah tanggung jawab pak Djarot," ujar Hasto di Sekolah PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (30/10).

Ia berharap anggota baru tersebut memiliki ideologi Pancasila. Dia juga berharap mereka memiliki kesadaran organisasi pada partai.

Baca: Purnawirawan TNI & Polri Masuk PDI Perjuangan Akan Dibekali

"Kemudian kesadaran organisasi bahwa berpartai itu mengabdi pada bangsa dan negara pada kepentingan yang lebih besar bahwa berpartai itu tunduk pada partai bukan pada orang per orang," jelas Hasto.

"Kemudian ketiga kesadaran politik tentang bagaimana mencapai cita-cita adil dan makmur pemahaman terhadap ide hukum Bung Karno, gagasan tri sakti Bung Karno," sambungnya.

Quote