Ikuti Kami

"Saya juga Menikmati Rasa Cinta Soekarno pada Nabinya"

Oleh: Mohammad Monib - Caleg PDI Perjuangan, Pengasuh Pesantren Fatihatul Quran dan Dosen Universitas Prasetiya Mulya

Oleh: Mohammad Monib - Caleg PDI Perjuangan, Pengasuh Pesantren Fatihatul Quran dan Dosen Universitas Prasetiya Mulya

Bismillahirrahmanirrahim

"Qur'an mendatangkan revolusi batin, Qur'an mendatangkan revolusi dalam pandangan manusia terhadap Tuhan.Qur'an mendatangkan revolusi ekonomi.Qur'an mendatangkan revolusi mengenai hubungan manusia, dus revolusi sosial. Qur'an menggerakkan revolusi yang mengadakan perubahan mutlak, membentuk manusia baru.Qur'an mendatangkan revolusi moral, moral yang meliputi seluruh dunia," ungkap Bung Karno saat menyampaikan amanat pada peringatan Nuzulul Qur'an di Istana Negara, 06, Maret,1961.

Saya juga menikmati rasa cinta Soekarno pada Nabinya.

"Nabi Muhammad itu pejuang. Alangkah hebatnya manusia besar ini. Seluruh hidupnya untuk pengabdian pada umatnya. Dia manusia amal," katanya dalam sebuah acara Maulid Nabi di Istana Negara.

Dalam visi-misinya, PDI Perjuangan jelas-jelas menyatakan diri sebagai partai pengusung pemikiran & gagasan kebangsaan, keislaman dan kemanusiaan Soekarno. 

Pada Konferensi Asia Afrika, para ulama dunia menganugerahkan gelar Pahlawan Islam kepada Soekarno. Bu Mega, nasabiyah wa mabdaiyah fikrahiyah itu Soekarnois. "Memang saya tidak sempurna memahami Islam. Tapi, jiwa, hati & pikiran saya menjiwai pemikiran bapakku", kata beliau dalam sebuah pembekalan kader partai. 

Penting saya mengklarifikasi fitnah pada Bu Mega hal sikap sesama muslim. Abuya Abu Bakar Baasyir (ABB) mestinya ada di Guantanamo, penjara  maximum security bagi siapapun yang Amerika Serikat tuduh sebagai teroris.

"No, Mr. Presiden. He is my people", katanya pada G.Bush saat presiden negara adidaya itu memaksa ekstradisi ABB ke Amerika. Beliau juga menolak ajakan berkoalisi untuk menghancurkan Saddam Husein & bangsa Irak. "Mau sunni atau syiah, bangsa Irak itu muslim. Saudara seagama", katanya. 

Banyak kisah komitmen kebangsaan, keislaman & kemanusiaan Bu Mega yang biasa mas Hasto Kristiyanto berikan pada saya saat ngobrol. Itu tentu jadi referensi, perspektif & nilai-nilai tentang PDI Perjuangan saat saya memilih partai ini sebagai wasilah perjuangan bagi kepentingan & aspirasi umat Islam.

Karena itu pula, tak islami menuduh Bu Mega & politisi PDI Perjuangan benci Islam & umatnya. Ayolah bisakan tabayyun! Itu ajaran al-Qur'an lho!

Sebagai partai nasionalis, kepentingan bangsa & tanah air, bagi PDI Perjuangan di atas kepentingan apapun & siapapun. Hal agama & pengimannya, partai ini menghormati kebebasan beragama. Tentu, sekaligus membela hak & meminta penegakan kewajibannya. Semua setara secara terhormat.  "Indonesia untuk semua", kata Soekarno. 

Indonesia itu milik & untuk rakyat Indonesia. Apapun konsep iman & agamanya. Rahmat, berkah bagi pengiman & keyakinan apapun. 

Butir-butir tulisan di atas merupakan basis pertimbangan nilai & filosofi, mengapa akhirnya saya bergabung & siap berjuang bersama PDI Perjuangan. 

Bagi saya, PDI Perjuangan bukan fans club partai. Dia punya akar sejarah, ideologi kuat pada Soekarnoisme & cintanya mendalam pada wakaf kebangsaan: Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika & NKRI. Ruh, gerak partai, kader & politisinya.

Lalu, apa agenda saya sebagai politisi PDI Perjuangan?

Hanya mereka yang memahami makna hidup, dan keinginan hidup bermaknalah yang siap & ikhlas menjadi orang baik, berbuat baik & melayani manusia sebagai jalan ibadah & pengabdian pada Tuhan. Begitu Cak Nur & Gus Dur, 2 mahaguru saya berujar menularkan ajaran Islam dalam jiwaku. 

Secara sosiologis-geneologis-budaya, saya lahir & tumbuh dalam tradisi NU. Darah & jiwa saya NU. Saya berkomitmen penuh melayani kaum sarungan & pesantren.Saya hamba mereka.   

Teman-teman, nawaitu & komitmen sudah dipancangkan. Saya maju sebagai Caleg PDI Perjuangan untuk DPR RI Dapil Jatim XI (Madura) No.Urut 2.

Mohon doa & dukungan!

Salam perjuangan; Merdeka!

Quote