Jakarta, Gesuri.id - Layaknya seorang pejabat negara, berbagai fasilitas dan kemewahan nomor satu diberikan untuk menunjang aktivitas. Pengawalan, layanan VVIP dan fasilitas lain menjadi hak yang diterimanya.
Ada cerita menarik dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Meski dirinya merupakan tangan kanan Presiden Joko Widodo untuk urusan pemerintahan dan politik dalam negeri yang memiliki berbagai fasilitas dan keistimewaan, namun ia mengaku kerap berperilaku sewajarnya saja tanpa ingin diistimewakan.
"Saya menyetrika sendiri baju yang akan saya pakai. Kalau nyetrika sendiri rasanya lebih puas," kata Tjahjo dalam satu kesempatan bincang santai dengan para wartawan di Jakarta.
Tentu saja pengakuan Tjahjo itu cukup mengagetkan. Pasalnya, seorang menteri pastinya diberikan fasilitas nomor satu untuk mendukung kerja, misalnya pembantu rumah tangga. Menurutnya, meski sudah menjadi pejabat negara, dirinya tak mau berubah sikap dan kebiasaan.
Bahkan, lanjutnya, ia juga tidak segan turun ke dapur, memasak sendiri semisal membuat nasi goreng atau memasak daging kambing. Karena itu, aku dia, di kulkasnya selalu tersedia bumbu, semacam brambang, cabai, bawang putih dan tomat.
Untuk urusan makan pun Tjahjo mengaku juga tidak 'rewel'. Ia tak mempersoalkan jika harus makan di pinggir jalan dan tak mesti di restoran.
"Pernah satu ketika saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta dan Klaten, saya dengan santainya, mampir makan bakso di warung baso yang ada di trotoar jalan. Meski ketika itu hawa sangat terik," ucapnya.
Begiut juga untuk urusan kendaraan atau alat transportasi yang digunakan. Seperti yang dilakukannya saat pergi ke Bandung untuk menghadiri acara di Sesko TNI, Rabu (4/7/2018). Berangkat dari Jakarta, Tjahjo menggunakan kereta.
Pakai kereta saat ini, beber politikus PDI Perjuangan itu tak kalah nyaman dengan naik pesawat. Tidak hanya itu, naik kereta baginya semacam melacak jejak kenangan sewaktu menjadi anggota DPR RI.
"Saya dulu kalau mudik ke Semarang ya naik kereta seringnya," kata Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, saat menggunakan mobil dinas pun ia kerap meminta pengawalnya untuk tidak membunyikan sirine dan menerobos lampu merah.
Ia tidak mau warga terganggu hanya karena pejabat akan lewat. "Kalau tak ada yang diburu waktu, untuk apa menerobos, " kata dia mengakhiri pembicaraan.
