Jakarta, Gesuri.id – Pemulia benih padi nasional yang juga kader senior PDI Perjuangan, Surono Danu, menyampaikan pandangan sekaligus pengalamannya sebagai kader PDI Perjuangan di bidang pertanian dalam Seminar Nasional memperingati Hari Tani Nasional bertema “Bumi Lestari, Petani Berdikari – Kembali ke Sawah, Menyemai Masa Depan” di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (24/9).
Surono yang dikenal sebagai penggagas berbagai varietas unggul padi ini hadir di tengah jajaran pengurus DPP, pengurus daerah, petani milenial, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Ia menjadi salah satu figur inspiratif yang mendapat perhatian karena kiprahnya yang konsisten memperjuangkan kemandirian petani melalui inovasi benih.
Dalam sambutannya, Surono mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari PDI Perjuangan sejak awal.
“Saya selalu bangga menjadi bagian dari PDI Perjuangan. Saya ingat rumah saya dulu PDI, sekarang menjadi PDI Perjuangan. Apa yang saya lakukan ini bukan pengabdian semata, tapi kewajiban hidup saya,” ujar Surono.
Ia menekankan bahwa dedikasinya dalam memuliakan petani tidak berhenti pada seremoni atau seminar.
“Saya tidak suka dengan seminar-seminar. Disiplin ilmu saya adalah diskusi terbuka. Beri saya waktu satu minggu siang malam, saya siap bekerja untuk petani. Semua ini saya lakukan karena kewajiban,” tegasnya.
Meski dikenal luas sebagai pemulia benih padi dengan berbagai inovasi, Surono mengaku tidak pernah mengejar popularitas.
“Saya tidak ingin dikenal. Saya datang ke rumah besar saya, PDI Perjuangan, bagaimana pun saya dikenal atau tidak, saya tetap bekerja untuk petani,” ungkapnya.
Surono yang akrab disapa Mbah Rono ini telah menciptakan sejumlah varietas unggul padi dan tanaman pangan lain yang digunakan petani di berbagai daerah. Dedikasi tersebut ia sebut sebagai “sedekah” untuk negeri.
“Saya sudah bersedekah melalui perkembangan benih yang saya kembangkan. Itulah cara saya berbakti,” ujarnya.
Kiprah Surono mendapat apresiasi luas dari peserta seminar. Ia dianggap sebagai simbol kader PDI Perjuangan yang tumbuh langsung dari sawah dan bekerja tanpa pamrih untuk kemandirian pangan nasional. Kehadirannya juga menjadi inspirasi bagi petani milenial yang hadir dalam seminar tersebut.
Seminar Nasional Hari Tani Nasional yang digelar DPP PDI Perjuangan ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali pentingnya peran petani dalam menjaga kedaulatan pangan. Surono menutup penyampaiannya dengan ajakan kepada semua pihak untuk tidak melupakan warisan pendahulu.
“Maka kita jangan lupa tinggalan dari pendahulu kita. Kita harus terus melanjutkan perjuangan mereka,” pungkasnya.